PORTAL KALTENG - Tak hanya dalam agama, lebih khususnya agama Islam yang menganjurkan umatnya untuk saling tolong menolong kepada sesama.
Secara manusiawi, hidup sebagai makhluk sosial sudah sepatutnya memberi pertolongan kepada teman, saudara kita yang tengah mengalami kesusahan.
Seperti contoh, saat kita mengetahui saudara atau teman sedang susah dan butuh pertolongan dalam hal ekonomi dengan membantu memberi hutang atau memberi sedekah kepada mereka.
Baca Juga: Ketahui yang Menjadi Pembeda Antara Ibadah Haji dan Umrah, Apa yang Harus didahulukan?
Namun, dua hal tersebut mana yang lebih diutamakan dalam pandangan Islam saat kita akan memberi pertolongan kepada mereka yang tengah butuh akan bantuan kita?
Dalam Al-Quran sudah dijelaskan terkait dianjurkannya memberi pertolongan kepada sesama.
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
Artinya: "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (QS Al-Ma'idah: 2)
Baca Juga: Mendekati Hari Raya Idul Adha, Inilah Niat dan Keutamaan Melaksanakan Shalat Idul Adha
Memberi pertolongan kepada sesama juga tertuang dalam sebuah hadits Rasul SAW.
مَنْ نَفَّسَ عَنْ أَخِيهِ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
Artinya: "Barangsiapa melapangkan satu macam kesempitan dari aneka macam kesempitan yang dialami saudaranya, Allah akan melapangkan kesempitan penolong itu dari kesempitan-kesempitan hari kiamat.
Dan barangsiapa menutupi (aib) orang Muslim, Allah akan menutupi aibnya baik di dunia maupun di akhirat. Barangsiapa memudahkan urusan orang yang sedang kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia maupun di akhirat. Allah selalu dalam pertolongan seorang hamba selama ia mau menolong saudaranya.” (Sunan at-Tirmidzi: 2869)
Baca Juga: Puasa Dzulhijjah Mulai Besok! Berikut Niat, Tata Cara Hingga Fadilah di Sepuluh Hari Pertama
Memberi pertolongan bisa diaplikasikan dengan berbagai hal, bisa dengan bersedah atau memberi pinjaman atau memberi hutang kepada mereka yang sedang membutuhkan.
Sedangkan amal yang lebih banyak kita dapatkan adalah ketika kita membri pinjaman atau hutang, seperti terkandung dalam sebuah riwayat.
Diriwayatkan oleh Anas bin Malik dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagai berikut:
رَأَيْتُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي عَلَى بَابِ الْجَنَّةِ مَكْتُوبًا الصَّدَقَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا وَالْقَرْضُ بِثَمَانِيَةَ عَشَرَ فَقُلْتُ يَا جِبْرِيلُ مَا بَالُ الْقَرْضِ أَفْضَلُ مِنْ الصَّدَقَةِ قَالَ لِأَنَّ السَّائِلَ يَسْأَلُ وَعِنْدَهُ وَالْمُسْتَقْرِضُ لَا يَسْتَقْرِضُ إِلَّا مِنْ حَاجَةٍ.
Artinya: "Saya melihat di saat saya diisra'kan pada pintu surga tertulis, shadaqah dilipatgandakan sepuluh kali lipat. Memberi utang dilipatkan 18 kali lipat. Kemudian saya bertanya kepada Jibril, 'Bagaimana orang yang memberi utang lebih utama dari pada bershadaqah?'.
Baca Juga: Mendekati Hari Raya Idul Adha, Inilah Niat dan Keutamaan Melaksanakan Shalat Idul Adha
Kemudian Jibril menjawab 'Karena orang yang meminta, (secara umum) dia itu meminta sedangkan dia sendiri dalam keadaan mempunyai harta. Sedangkan orang yang berutang, ia tidak akan berutang kecuali dalam keadaan butuh'." (Sunan Ibnu Majah: 2422)
Maksud dari hadits di atas adalah, pahala memberi hutang lebih besar dari pada bersedekah, meski diketahui bersedah banyak pahala yang didapatkan oleh pelakunya.
Namun memberi hutang akan dilipat gandakan pahala mereka yang berkenan memberi pertolongan pada seseorang yang tengah kesulitan ekonominya.***