Selain itu kerajaan ini juga dikisahkan mengalami tiga kali serangan dari ekspedisi militer yang diduga dilancarkan Kerajaan Majapahit, hal ini juga diceritakan melalui sastra lisan suku dayak Maanyan hingga saat ini.
Sedangkan untuk pemimpin atau raja dari Nansarunai juga tidak tercata jelas dalam sejarah baik lisan dan tulisan mengingat pula jika sistem pemerintahan purba ini diduga tidak mengenal aksara.
Dengan munculnya kegiatan penobatan, pengukuhan, dan pendudusan Raja Nansarunai Dayak Maanyan ini tentunya mengundang tanda tanya hingga penolakan dari berbagai pihak.
Terlepas dari penolakan dan keberatan sejumlah pihak, kegiatan penobatan, pengukuhan, dan pendudusan Raja Nansarunai Dayak Maanyan sudah selesai dilaksanakan pada Senin 8 Agustus 2022.
Selain itu pada tanggal 8 Agustus 2022 juga muncul surat dari Dr Abriantinus, M.A yang berisi pernyataan dan pelurusan atas kegiatan penobatan, pengukuhan, dan pendudusan dirinya sebagai Raja Nansarunai Dayak Maanyan.***