Gen Z dan Milenial Jadi Generasi Paling Banyak Derita Gangguan Kesehatan Mental, Apa Kalian Salah Satunya?

- 10 Oktober 2022, 21:19 WIB
Gangguan kesehatan mental di Gen Z dan generasi milenial.
Gangguan kesehatan mental di Gen Z dan generasi milenial. /HelpGuide.org

PORTAL KALTENG – Menurut laporan APA Stress in America yang dirilis pada tahun 2018, penderita gangguan kesehatan mental didominasi oleh generasi Z dan generasi milenial.

Isu-isu seperti kekerasan seksual menyebabkan stres yang signifikan di antara mereka yang berusia antara 15-21 tahun (Gen Z). Secara khusus, 75% anggota Gen Z mengatakan bahwa penembakan massal adalah sumber stres yang paling signifikan.

Survei tersebut dilakukan secara online oleh The Harris Poll atas nama APA pada bulan Juli-Agustus 2018 di antara 3.458 orang dewasa dan 300 orang berusia 15-17 tahun.

Baca juga: Hari Kesehatan Mental: Mengenal Bipolar, Penyakit Mental yang Paling Banyak Diderita Generasi Milenial

Baca juga: GPS Salah Berikan Petunjuk Jalan, Pria AS Tewas dalam Kecelakaan Mengerikan

Gen Z juga lebih stres daripada orang dewasa secara keseluruhan mengenai masalah lain seperti pemisahan dan deportasi keluarga imigran dan migran (57% Gen Z vs 45% orang dewasa) serta laporan pelecehan dan penyerangan seksual (53% versus 39%).

Gen Z dan generasi milenial (masing-masing 37% dan 35%) juga lebih mungkin untuk melaporkan bahwa mereka telah menerima perawatan atau terapi dari seorang profesional kesehatan mental, dibandingkan dengan generasi X (26%), baby boomer (22%) dan lansia (15%).

"Peristiwa-peristiwa yang terjadi saat ini jelas menimbulkan stres bagi banyak orang, tetapi kaum muda benar-benar merasakan dampaknya, terutama masalah-masalah yang mungkin terasa di luar kendali mereka," kata Arthur C. Evans Jr, PhD, kepala eksekutif APA.

"Di saat yang sama, tingginya persentase Gen Z yang melaporkan soal kondisi kesehatan mental mereka bisa menjadi indikator bahwa mereka lebih sadar dan terbuka soal masalah kesehatan mental."

Baca juga: Akankah Serangan Nuklir Rusia Berpotensi Menyebabkan Kiamat?

Harvard Business Review baru-baru ini juga menerbitkan temuan sebuah studi tentang kesehatan mental di tempat kerja yang melukiskan gambaran suram tentang kecemasan di kalangan anak muda.

Dalam sebuah survei, separuh dari generasi milenial mengatakan bahwa mereka memutuskan untuk berhenti bekerja atau resign karena alasan kesehatan mental. Untuk Gen Z, persentasenya melonjak menjadi 75%, dibandingkan dengan hanya 20 persen di antara populasi umum.

Hasil penelitian yang diterbitkan oleh kelompok advokasi kesehatan mental Mind Share Partners ini menjadi salah satu ukuran betapa seriusnya kecemasan dan depresi di kalangan anak muda saat ini.

Dalam Penilaian Kesehatan Perguruan Tinggi Nasional Kanada 2016, 65% siswa pasca-sekolah menengah melaporkan bahwa mereka mengalami kecemasan yang luar biasa pada tahun sebelumnya, dan 13% di antaranya telah mempertimbangkan untuk bunuh diri.

Baca juga: Siapa yang Menjadi ‘Guru’ dari Guru Pertama di Dunia?

 

Lebih dari 9 dari 10 Gen Z (91%) juga mengatakan bahwa mereka telah mengalami setidaknya satu gejala fisik atau emosional karena stres, seperti merasa tertekan atau sedih (58%) atau kurangnya minat, motivasi atau energi (55%).

Hanya setengah dari semua Gen Z yang merasa bahwa mereka melakukan cukup banyak hal untuk mengelola stres mereka.

Hampir dua pertiga orang dewasa (64%) melaporkan uang dan pekerjaan menjadi penyebab stres. Selain itu, lebih dari 3 dari 10 Gen Z mengungkapkan bahwa utang pribadi (33%) dan ketidakstabilan perumahan (31%) menjadi sumber stres yang signifikan, sementara hampir 3 dari 10 (28%) menyebutkan isu kelaparan.

Survei ini juga menemukan bahwa lebih dari 6 dari 10 orang di Amerika (62%) melaporkan bahwa iklim politik menjadi penyebab stres yang signifikan, dan lebih dari dua pertiga (69%) melaporkan bahwa masa depan bangsa menyebabkan mereka stres.

Editor: Reni Nurari

Sumber: apa.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x