PORTAL KALTENG – Seminggu terakhir ini berbagai media di seluruh dunia dipenuhi dengan berita soal kemungkinan serangan nuklir.
Dimulai dengan ancaman Vladimir Putin yang berkata hendak memakai "semua kekuatan dan sarana" untuk mempertahankan Ukraina dan diakhiri dengan peringatan Joe Biden tentang "Armageddon" atau “kiamat” jika Rusia melintasi Rubicon nuklir.
Bagaimanapun, semua hal tersebut masih di wilayah abu-abu. Namun jika benar terjadi, Putin akan menjadi pemimpin pertama yang menggunakan senjata nuklir dalam perang sejak tahun 1945.
Baca juga: Penanganan Kasus Penembakan Massal di AS Dinilai Lamban, Satu Kesatuan Polisi di Texas Dibekukan
Baca juga: SPBU di Irlandia Meledak, 3 Orang Meninggal Dunia
Di sisi lain, tidak dapat dihindari jika AS akan menanggapi penggunaan nuklir Putin dengan pembalasan nuklir juga. Melihat sejarah, sepertinya akan ada perdebatan sengit di dalam pemerintahan AS-Rusia.
Seperti presiden AS, Putin biasanya ditemani oleh seorang ajudan yang membawa tas kerja dengan kode-kode yang akan digunakan untuk mengesahkan peluncuran nuklir. Di AS disebut football, di Rusia disebut cheget.
Dalam sistem Rusia, menteri pertahanan dan kepala staf umum memiliki cheget mereka sendiri, tetapi banyak yang meyakini bahwa Putin dapat memerintahkan peluncuran tanpa mereka.
Cheget ini relevan untuk pasukan nuklir strategis, rudal balistik antarbenua (ICBM) yang diluncurkan dari darat atau laut, serta pembom jarak jauh.