Rusia Serang Ukraina Besar-besaran, Zelenskyy Bersumpah Perkuat Angkatan Bersenjatanya

- 11 Oktober 2022, 16:45 WIB
Seorang pria berjalan di dekat mobilnya yang terbakar setelah serangan Rusia di Kiev, Ukraina (Senin, 10 Oktober 2022).
Seorang pria berjalan di dekat mobilnya yang terbakar setelah serangan Rusia di Kiev, Ukraina (Senin, 10 Oktober 2022). /Gleb Garanich, Reuters

PORTAL KALTENG – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, bersumpah untuk memperkuat angkatan bersenjatanya setelah Rusia melancarkan serangan udara terbesar mereka ke Ukraina sejak awal perang.

Peristiwa itu telah memaksa ribuan orang untuk berlari ke tempat perlindungan bom dan mendorong Kota Kiev di Ukraina untuk menghentikan ekspor listrik ke Eropa.

Rudal-rudal dari Rusia telah menghantam berbagai kota di seluruh Ukraina pada hari Senin, 10 Oktober 2022 pagi, menewaskan 14 orang dan melukai sedikitnya 97 orang, lapor layanan darurat setempat.

Baca juga: 13 Orang Tewas dalam Serangan Rusia ke Zaporizhzhia

Baca juga: Akankah Serangan Nuklir Rusia Berpotensi Menyebabkan Kiamat?

Ledakan dilaporkan terjadi di Kiev, Lviv, Ternopil, dan Zhytomyr di Ukraina barat; Dnipro dan Kremenchuk di Ukraina tengah; Zaporizhzhia di Ukraina selatan; dan Kharkiv di Ukraina timur.

Rentetan rudal jelajah yang ditembakkan dari darat, laut, dan udara menjadi gelombang serangan udara yang paling luas yang menghantam jauh dari garis depan, setidaknya sejak serangan awal pada 24 Februari lalu.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan bahwa ia telah memerintahkan serangan jarak jauh "besar-besaran" setelah menuduh Ukraina menyerang jembatan yang menghubungkan Rusia ke Krimea yang dianeksasi pada hari Sabtu, 8 Oktober 2022.

Baca juga: Gen Z dan Milenial Jadi Generasi Paling Banyak Derita Gangguan Kesehatan Mental, Apa Kalian Salah Satunya?

Zelenskyy sendiri sudah berbincang dengan Presiden AS, Joe Biden, pada hari Senin dan mengabarkan bahwa pertahanan udara adalah prioritas nomor satu dalam kerja sama pertahanan mereka.

"Kami akan melakukan segalanya untuk memperkuat angkatan bersenjata kami," katanya dalam sebuah pidato pada Senin malam. "Kami akan membuat medan perang lebih menyakitkan bagi musuh."

Biden juga mengatakan kepada Zelenskyy bahwa AS akan menyediakan sistem pertahanan udara canggih. Pentagon mengklaim pada 27 September lalu bahwa pihaknya akan mulai mengirimkan National Advanced Surface-to-Air Missile System milik mereka selama sekitar dua bulan ke depan.

Baca juga: Media Sosial Jadi Faktor Gen Z dan Milenial Jadi Generasi Paling ‘Depresi’

Meski begitu, Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, mengatakan bahwa semakin banyaknya bantuan untuk Ukraina akan meningkatkan risiko perang yang lebih luas.

"Bantuan semacam itu, dengan ketersediaan intelijen, instruktur, dan pedoman tempur bagi Kiev, mengarah pada eskalasi lebih lanjut dan meningkatkan risiko bentrokan antara Rusia dan NATO," kata Antonov kepada media.

Menurut Zelenskyy, serangan pada jam-jam sibuk di hari Senin sengaja diatur untuk membunuh lebih banyak orang dan melumpuhkan jaringan listrik Ukraina.

Baca juga: Hari Kesehatan Mental: Mengenal Bipolar, Penyakit Mental yang Paling Banyak Diderita Generasi Milenial

Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal, melaporkan ada 11 target infrastruktur utama yang terkena serangan di 8 wilayah, membuat sebagian Ukraina tidak mendapat akses listrik dan air. Ia pun berjanji untuk memulihkan utilitas sesegera mungkin.

Serangan udara Rusia terjadi tiga hari pasca terjadinya ledakan di jembatan yang mereka bangun setelah merebut Krimea pada tahun 2014. Rusia lalu menyalahkan Ukraina dan menyebut ledakan mematikan itu sebagai bentuk "terorisme".

"Membiarkan tindakan seperti itu tanpa tanggapan adalah hal yang mustahil," kata Putin. Ia juga mengancam bahwa akan ada lebih banyak serangan jika Ukraina berani menyerang wilayah Rusia.

Bagaimanapun, AS meyakini bahwa serangan Rusia dalam skala seperti itu tidak mungkin direncanakan hanya dalam beberapa hari.

"Kemungkinan [serangan] itu telah mereka rencanakan jauh-jauh hari," kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby. "Itu bukan berarti bahwa ledakan di jembatan Krimea mungkin telah mempercepat beberapa rencana mereka."

Ukraina sendiri mengklaim bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas ledakan yang terjadi.

Editor: Reni Nurari

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x