Unjuk Rasa Protes Kudeta Militer di Sudan Berujung Bencana, 15 Orang Tewas Ditembak

- 18 November 2021, 11:52 WIB
Ilustrasi demonstrasi*/
Ilustrasi demonstrasi*/ /Pixabay.com/

PORTALKALTENG - Petugas medis Sudan melaporkan bahwa pasukan keamanan menembak mati sedikitnya 15 orang dan melukai puluhan lainnya pada Rabu, 17 November 2021.

Insiden tersebut terjadi ketika ribuan orang di Sudan turun ke jalan di hari yang paling mematikan dalam sebulan demonstrasi protes menentang kekuasaan militer.

Para pengunjuk rasa ini berbaris untuk menentang kudeta yang terjadi pada 25 Oktober di ibu kota Khartoum dan di kota Bahri dan Omdurman, Sudan.

Mereka menuntut penyerahan penuh kekuasaan kepada otoritas sipil dan agar para pemimpin kudeta 25 Oktober diadili.

Baca Juga: Rapper Amerika Serikat Tewas Ditembak Saat Ingin Berbelanja Kue

Pasukan keamanan pun meluncurkan peluru tajam dan gas air mata untuk mencegah demonstrasi yang terjadi di ketiga kota, dan memutuskan komunikasi seluler.

Menurut televisi pemerintah, korban luka jatuh di antara kedua belah pihak baik pengunjuk rasa maupun Polisi.

"Pasukan kudeta menggunakan peluru tajam di berbagai daerah di ibu kota dan ada puluhan luka tembak, beberapa di antaranya dalam kondisi serius," kata Komite Pusat Dokter Sudan.

Mereka, yang turut bergabung dalam gerakan protes, menyatakan bahwa korban tewas paling banyak terjadi di Bahri.

Salah seorang saksi mata mengatakan bahwa pengunjuk rasa memberikan perlawanan dengan membangun barikade yang luas, dan mengosongkan jalan-jalan lalu lintas.

Baca Juga: Seorang Napi di Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta Mengaku Dipukuli Selama 3 Hari

"Orang-orang hanya bisa merasa ketakutan sekarang," kata seorang pengunjuk rasa Omdurman.

Sebelumnya, di jalan utama di Khartoum, pengunjuk rasa membakar ban dan meneriakkan kalimat bahwa rakyat lebih kuat, serta tidak mungkin bagi mereka mundur.

Sementara yang lainnya membawa foto-foto orang yang tewas dalam protes sebelumnya dan Abdalla Hamdok, perdana menteri sipil yang menjadi tahanan rumah selama kudeta.

"Legitimasi datang dari jalan, bukan dari meriam," tulis mereka sebagai slogan, dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.

Potret-potret yang diambil selama protes di kota-kota termasuk Port Sudan, Kassala, Dongola, Wad Madani dan Geneina diunggah di media sosial.

Baca Juga: Ada Lembaga Amil Zakat yang Mendanai Kelompok Jamaah Islamiyah, Polisi Sudah Selidiki dari Tahun 2019

Saksi mata menyampaikan kalau pasukan keamanan telah dikerahkan secara besar-besaran di jalan utama dan persimpangan, dan jembatan di seberang Sungai Nil ditutup.

Tidak ada komentar yang diberikan oleh pasukan keamanan dan perwakilan Polisi tidak dapat dihubungi untuk menyampaikan komentar.

Pemimpin militer Jenderal Abdel Fattah al-Burhan mengatakan protes damai diperbolehkan dan militer tidak membunuh pengunjuk rasa.***

Editor: Hendrikus Sismanto Jueldis Imban

Sumber: reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x