Remaja Tersangka Penembakan Massal di SMA AS Siap Mengaku Bersalah, Orang Tua Tetap Tak Mau Tanggung Jawab

22 Oktober 2022, 11:01 WIB
Ethan Crumbley difoto di Oakland County Jail di Pontiac, Michigan, AS, dan orangtuanya, Jennifer Crumbley dan James Crumbley. /Oakland County Sheriff's Office/Reuters

PORTAL KALTENG – Ethan Crumbley, remaja asal Michigan yang dituduh membunuh empat siswa dan melukai tujuh orang di tahun 2021 akan mengaku bersalah atas 24 dakwaan yang ditujukan terhadapnya.

Ethan yang merupakan tersangka dalam penembakan sekolah paling mematikan di AS tahun 2021 tersebut dijadwalkan untuk menghadiri pengadilan pada hari Senin, 24 Oktober 2022 pukul 08:30 waktu setempat.

Remaja yang saat ini berusia 16 tahun itu dituduh melepaskan tembakan di SMA Oxford dengan pistol 9 mm pemberian sang ayah sebagai hadiah Natal untuknya, beberapa hari sebelum insiden penembakan terjadi pada 30 November 2021.

Baca Juga: Rantai Pasokan di AS Diduga Eksploitasi Pekerja di Bawah Umur, Hyundai Siap Putuskan Kontrak

Baca Juga: Elon Musk Prediksi Resesi Bisa Berlangsung Hingga Tahun 2024

Kasus ini termasuk dalam kasus yang tidak biasa. Jika Ethan mengaku bersalah di pengadilan seperti yang diharapkan, maka ia akan menjadi tersangka pertama dalam kasus terkait dan dinyatakan bersalah atas terorisme.

Dalam sebuah wawancara, Karen D. McDonald, jaksa Oakland County, mengatakan bahwa ia membawa tuduhan terorisme yang tidak biasa untuk mengatasi kerusakan yang disebabkan oleh mereka yang tidak terbunuh atau terluka.

Penuntutan terhadap orang tua tersangka, James Crumbley dan Jennifer Crumbley, juga merupakan contoh langka di mana orang tua ikut dituduh melakukan tindakan yang menyebabkan penembakan terjadi.

Baca Juga: Varian Baru COVID BQ.1 & BQ.1.1 Muncul, AS dan Eropa Pertegas Aturan Vaksin

Selain “membantu” tersangka mendapatkan senjata, jaksa penuntut mengatakan bahwa orang tua juga telah mengabaikan tanda-tanda peringatan yang ditampilkan tersangka, seperti gambar-gambar mengganggu yang berisi kekerasan dan permintaan bantuan.

Meski begitu, James dan Jennifer telah mengaku tidak bersalah.

Pada bulan Januari, pengacara Ethan sempat menulis dalam pemberitahuan pengadilan bahwa ia akan mengajukan pembelaan atas kegilaan, tetapi menurut Kepala Asisten Jaksa Oakland County, David Williams, rencana itu tampaknya telah berubah.

Baca Juga: Cegah Bencana Besar, Ukraina Desak Barat Turut Peringatkan Rusia Agar Tak Ledakkan Bendungan

"Kami dapat mengonfirmasi bahwa penembak diharapkan mengaku bersalah atas semua 24 dakwaan, termasuk terorisme," kata Williams dalam sebuah pernyataan.

Kini Ethan menghadapi kemungkinan hukuman penjara seumur hidup. Michigan memang tidak memiliki hukuman mati, namun memenjarakan seorang remaja seumur hidup adalah hal yang tidak biasa.

Akan tetapi, Williams mengatakan bahwa tidak akan ada tawar-menawar pembelaan dengan Ethan. "Tidak ada kesepakatan apa pun. Tidak ada pengurangan [hukuman], tidak ada kesepakatan hukum, tidak ada apa-apa.”

Baca Juga: Permintaan China Berkurang, Harga Minyak Asia Melemah

Ven Johnson, seorang pengacara yang mewakili beberapa keluarga korban, mengatakan bahwa pihak keluarga tidak akan berkomentar sampai hari persidangan berjalan.

Johnson mewakili orang tua Tate Myre (16) dan Justin Shilling (17). Dua siswa lain yang tewas dalam penembakan itu adalah Madisyn Baldwin (17) dan Hana St Juliana (14). Tujuh orang lainnya, termasuk enam siswa dan seorang guru, juga terluka secara fisik dalam pembantaian itu.

Persidangan untuk James dan Jennifer sendiri sebelumnya telah dijadwalkan untuk bulan ini, namun ditunda. Pada Desember 2021, kedua orang tua Ethan menjadi sasaran perburuan yang intens setelah gagal menyerahkan diri.

Dalam sidang pendahuluan mereka, seorang konselor bimbingan bersaksi bahwa dirinya telah memanggil orang tua Ethan ke sekolah di pagi hari penembakan dan mendesak mereka untuk mencari pertolongan konseling bagi Ethan.

Di kelas, Ethan didapati menggambar pistol, sesosok berdarah, serta tulisan, "help me (tolong saya)" dan "my life is useless (hidup saya tidak berguna)".

Bagaimanapun, kedua orang tua Ethan mengabaikan permintaan tersebut. Alhasil di sore harinya, Ethan mengeluarkan pistol dari ranselnya dan memulai insiden berdarahnya.

Editor: Reni Nurari

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler