Studi Terbaru Ungkap Kemungkinan Adanya Kehidupan di Mars Kuno

12 Oktober 2022, 15:18 WIB
Permukaan planet Mars. /NASA, Reuters

PORTAL KALTENG – Studi terbaru dari Prancis mengungkapkan bahwa Mars di zaman kuno kemungkinan memiliki lingkungan yang mampu dihidupi organisme mikroskopis.

Akan tetapi jika benar adanya, bentuk-bentuk kehidupan sederhana itu telah mengubah atmosfer di Mars sehingga memicu Zaman Es Mars dan menghabisi diri mereka sendiri, begitu kesimpulan para peneliti.

Temuan ini memberikan pandangan suram tentang kosmologi. Pada dasarnya, bahkan kehidupan sederhana seperti mikroba sekalipun mungkin sebenarnya menjadi penyebab kematiannya sendiri.

Baca juga: Media Sosial Jadi Faktor Gen Z dan Milenial Jadi Generasi Paling ‘Depresi’

Baca juga: Gen Z dan Milenial Jadi Generasi Paling Banyak Derita Gangguan Kesehatan Mental, Apa Kalian Salah Satunya?

Hal itu diungkapkan oleh penulis utama studi tersebut, Boris Sauterey, yang sekarang menjadi peneliti pasca-doktoral di Universitas Sorbonne.

“Agak suram, tapi saya pikir mereka juga sangat merangsang", kata Sauterey dalam sebuah surel. "Mereka menantang kita untuk memikirkan kembali cara biosfer dan planetnya berinteraksi."

Dalam sebuah studi di jurnal Nature Astronomy, Sauterey dan timnya mengatakan bahwa mereka menggunakan model iklim dan medan untuk mengevaluasi kelayakhunian kerak Mars 4 miliar tahun yang lalu saat planet merah itu diperkirakan mengandung air.

Baca juga: GPS Salah Berikan Petunjuk Jalan, Pria AS Tewas dalam Kecelakaan Mengerikan

Mereka menduga bahwa mikroba penghasil hidrogen dan metana mungkin telah berkembang tepat di bawah permukaan saat itu, dengan kotoran berukuran kecil yang lebih dari cukup untuk melindungi mereka dari radiasi yang masuk.

Menurut Sauterey, di daerah mana pun yang tidak terdapat es di Mars bisa saja dipenuhi organisme ini, seperti yang terjadi di Bumi pada masa awal.

Akan tetapi, iklim Mars awal yang mungkin lembab dan hangat akan terancam oleh begitu banyak hidrogen yang tersedot keluar dari atmosfer tipis yang kaya karbon dioksida.

Baca juga: Akankah Serangan Nuklir Rusia Berpotensi Menyebabkan Kiamat?

Saat suhu turun hampir -200 C, organisme apa pun di atau dekat permukaan mungkin akan masuk lebih dalam untuk bertahan hidup. Sebaliknya, mikroba di Bumi mungkin telah membantu mempertahankan kondisi sedang, mengingat atmosfer di Bumi yang didominasi nitrogen.

Kaveh Pahlevan dari SETI Institute mengatakan bahwa model iklim Mars di masa depan perlu mempertimbangkan penelitian Prancis.

Pahlevan memimpin penelitian terpisah baru-baru ini yang menunjukkan bahwa Mars dulunya adalah planet yang basah dengan lautan yang hangat. Kondisi itu berlangsung jutaan tahun.

Baca juga: Penanganan Kasus Penembakan Massal di AS Dinilai Lamban, Satu Kesatuan Polisi di Texas Dibekukan

Meski begitu, atmosfer yang padat dan sebagian besar hidrogen pada saat itu berfungsi sebagai gas rumah kaca yang memerangkap panas, mengangkut ke ketinggian dan lama kelamaan hilang ke ruang angkasa.

Studi dari Prancis menyelidiki efek iklim dari kemungkinan mikroba ketika atmosfer Mars didominasi oleh karbondioksida dan karenanya tidak berlaku untuk masa-masa sebelumnya, kata Pahlevan.

"Apa yang studi mereka jelaskan adalah bahwa jika kehidupan (ini) hadir di Mars selama periode sebelumnya, mereka akan memiliki pengaruh besar pada iklim yang berlaku," menurutnya.

Kini, tugas Sauterey selanjutnya adalah mencari kemungkinan bahwa kehidupan mikroba masih ada jauh di dalam Mars.

Mungkinkah Mars masih dihuni oleh mikroorganisme yang turun dari biosfer primitif ini? Jika demikian, di mana?.***

Editor: Reni Nurari

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler