Perubahan Pola Konsumen Minuman Beralkohol Dimasa Pandemi, Munculnya Jenis Konsumen Peminum Rumahan

- 1 Februari 2022, 17:10 WIB
Perubahan perilaku para konsumen minuman keras beralkohol, munculnya milenial dan peminum rumahan
Perubahan perilaku para konsumen minuman keras beralkohol, munculnya milenial dan peminum rumahan /Pixabay/MichaelGaida


PORTALKALTENG
- Dengan adanya pembatasan pertemuan dan jam malam bisnis yang diberlakukan secara nasional karena pandemi COVID-19, industri minuman keras beralkohol menjadi satu dari sektor-sektor terkait perhotelan yang alami kemunduran.

Tetapi dibalik budaya minum yang berubah, seperti tren yang berkembang dari minum sendirian di rumah dan pesta di rumah, dan permintaan yang berubah menjadi perhatian para produsen industri minumarn keras beralkohol..

Industri minuman keras beralkohol belajar untuk menavigasi pandemi dengan beradaptasi dengan kebutuhan jenis konsumen yang baru.

Selain itu para milenial juga termasuk jenis konsumen baru, mereka yang lebih memilih berkencan melalui aplikasi dan belanja online hingga bekerja dari rumah, tampaknya Milenial lebih suka melakukan hampir semua hal dari kenyamanan sofa mereka.

Baca Juga: Satresnarkoba Polres Katingan, Polda Kalteng Laksanakan Pemusnahan Barang Bukti Tindak Pidana Narkotika

Terlebih disaat pandemi sekarang ini dimana bersosialisasi paling baik dilakukan dari rumah untuk generasi ini juga.

Generasi muda milenial (berusia 24-31) minum di rumah karena mereka percaya terlalu banyak usaha untuk pergi keluar terlebih dimasa pandemi.

Selain para milenial, para konsumen baru ini seperti orang tua dengan anak kecil, minum sendiri atau bersama anggota keluarga di rumah alih-alih pergi ke bar di tengah pandemi.

Selama pandemi bila sebelumnya pertemuan secara langsung sering terjadi dan minuman alkohol sering menjadi bagian dari pertemuan tersebut, namun kondisi berbeda saat ini.

Baca Juga: Perbaikan Jalan Rusak di Kota Palangkaraya Dilakukan Secara Bertahap, Warga Diminta untuk Bersabar

Pertumbuhan permintaan anggur dan wiski adalah cerminan dari peminum rumahan yang ingin memiliki sesuatu yang dianggap lebih tinggi daripada soju atau bir biasa.

Seorang perwakilan di raksasa ritel Emart setuju, dengan mengatakan, "Penjualan wiski telah meningkat secara dramatis, karena semakin populer di kalangan konsumen muda." dikutip portalkalteng dari koreatimes Selasa 1 Februari 2022.

"Produk wiski biasanya tidak menunjukkan perubahan dramatis dalam penjualan karena label harga yang lebih tinggi dan kadar alkohol yang kuat, tetapi kami telah melihat tren yang berkembang di kalangan anak muda yang membagikan gambar minuman highball mereka di Instagram," tambahnya.

Dengan penyebaran varian Omicron yang cepat, pengamat industri juga mengharapkan perusahaan tahun ini untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar.

Baca Juga: Langgar Jam Operasional, Salah Satu Karaoke di Kota Palangkaraya Diberikan Sangsi oleh Satgas Covid 19

Adaptasi seperti menghadirkan lebih banyak pilihan dalam hal ukuran kemasan dan variasi dalam kekuatan tingkat alkohol dari produk baru dan yang sudah ada.

Seperti di Inggris, volume konsumsi anggur di Inggris didorong oleh pandemi, dengan peningkatan anggur dinikmati di rumah, terutama selama acara-acara non-makanan.

Meskipun anggur akan menyesuaikan ke bawah dalam jangka pendek, prospek jangka panjang untuk anggur lebih positif daripada sebelum pandemi.

Jumlah peminum anggur reguler di Inggris menurun, turun 4 juta dalam lima tahun terakhir menjadi 26 juta peminum anggur biasa.

Baca Juga: Tim Garuda Select 4 Bersiap Menantang tim Carlisle yang Menduduki Puncak Alliance Youth League Inggris

49% orang dewasa sekarang menjadi peminum anggur biasa, dibandingkan dengan 59% orang dewasa yang menjadi peminum anggur pada tahun 2015.

Dalam populasi peminum anggur reguler Inggris, proporsi peminum dewasa (berusia 65+) telah meningkat dari 22% dari semua anggur biasa Inggris peminum pada tahun 2015 menjadi 27%.

Peningkatan proporsi peminum yang lebih tua ini dikontraskan dengan lebih sedikit peminum LDA yang lebih muda yang sekarang memasuki kategori anggur.

Kembali pada tahun 2010, hampir setengah (49%) dari mereka yang berusia antara 18 dan 34 tahun adalah peminum anggur biasa.

Baca Juga: Perebutan Gelar Pencetak Gol Terbanyak Menyisakan Beberapa Kontestan dari Cina, Jepang dan Korea Selatan

Saat ini, proporsi itu telah berkurang setengahnya, dengan hanya 26% dari usia 18-34 tahun saat ini yang menjadi peminum anggur biasa.

Sedangkan di negara-negara asia, sebagian besar merek minuman Asia menjual sebagian besar volumenya di dalam negeri, di mana kesadaran merek tinggi dan budaya minum sudah lama terbentuk.

Misalnya, data IWSR menunjukkan bahwa sekitar 97% bir, anggur, minuman beralkohol, dan RTD Jepang dikonsumsi di pasar lokal.

Ketika melihat hanya segmen harga premium dan di atas, lebih dari 60% anggur dan minuman beralkohol Jepang dikonsumsi secara lokal.

Baca Juga: Imbas Kasus Edy Mulyadi, Masyarakat Blokade Sungai Mahakam Hingga EM yang DItetapkan Sebagai Tersangka

Namun saat persaingan dari merek internasional meningkat, penyuling lokal, pembuat bir, dan pembuat anggur mendedikasikan lebih banyak waktu dan sumber daya untuk mengembangkan kehadiran mereka di pasar luar negeri.***

Editor: Patriano Jaya Maleh

Sumber: Koreatimes wineintelligence foodnhotelasia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah