Seperti kita tahu, makan dan minum merupakan “bahan bakar” bagi dilakukannya berbagai aktivitas, termasuk aktivitas maksiat.
Dengan lapar dan dahaga, mengurangi asupan bahan bakar itu, seseorang diharapkan dapat mengendalikan syahwat dan nafsunya.
Itulah kenapa Nabi Muhammad menganjurkan orang yang belum mampu menikah untuk memperbanyak puasa.
Puasa akan membantunya berpaling dari perilaku negatif kepada kegiatan positif lagi bermanfaat.
Kedua, lapar dan dahaga saat puasa juga bisa mengingatkan tentang lapar dan dahaganya penduduk neraka.
Lapar dan dahaga di dunia jauh lebih ringan ribuan kali lipat dibanding di akhirat kelak. Apalagi bila puasa itu dilaksanakan di tengah suasana yang sangat kondusif seperti Indonesia, negeri berpenduduk mayoritas Muslim.
Mengingat perihnya siksa di neraka semacam itu, orang yang berpuasa diharapkan terdorong lebih aktif menjalankan ketaatan.
Ketiga, lapar dan dahaga menurut Syekh Izzuddin juga mengantarkan seseorang pada rasa empati kepada mereka yang membutuhkan, kemudian memberi pertolongan.
Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat 18 Februari 2022 dengan Tema Ketenangan Hati, Berikut Selengkapnya