Rusia Serang Ukraina Besar-besaran, Zelenskyy Bersumpah Perkuat Angkatan Bersenjatanya

- 11 Oktober 2022, 16:45 WIB
Seorang pria berjalan di dekat mobilnya yang terbakar setelah serangan Rusia di Kiev, Ukraina (Senin, 10 Oktober 2022).
Seorang pria berjalan di dekat mobilnya yang terbakar setelah serangan Rusia di Kiev, Ukraina (Senin, 10 Oktober 2022). /Gleb Garanich, Reuters

Zelenskyy sendiri sudah berbincang dengan Presiden AS, Joe Biden, pada hari Senin dan mengabarkan bahwa pertahanan udara adalah prioritas nomor satu dalam kerja sama pertahanan mereka.

"Kami akan melakukan segalanya untuk memperkuat angkatan bersenjata kami," katanya dalam sebuah pidato pada Senin malam. "Kami akan membuat medan perang lebih menyakitkan bagi musuh."

Biden juga mengatakan kepada Zelenskyy bahwa AS akan menyediakan sistem pertahanan udara canggih. Pentagon mengklaim pada 27 September lalu bahwa pihaknya akan mulai mengirimkan National Advanced Surface-to-Air Missile System milik mereka selama sekitar dua bulan ke depan.

Baca juga: Media Sosial Jadi Faktor Gen Z dan Milenial Jadi Generasi Paling ‘Depresi’

Meski begitu, Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, mengatakan bahwa semakin banyaknya bantuan untuk Ukraina akan meningkatkan risiko perang yang lebih luas.

"Bantuan semacam itu, dengan ketersediaan intelijen, instruktur, dan pedoman tempur bagi Kiev, mengarah pada eskalasi lebih lanjut dan meningkatkan risiko bentrokan antara Rusia dan NATO," kata Antonov kepada media.

Menurut Zelenskyy, serangan pada jam-jam sibuk di hari Senin sengaja diatur untuk membunuh lebih banyak orang dan melumpuhkan jaringan listrik Ukraina.

Baca juga: Hari Kesehatan Mental: Mengenal Bipolar, Penyakit Mental yang Paling Banyak Diderita Generasi Milenial

Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal, melaporkan ada 11 target infrastruktur utama yang terkena serangan di 8 wilayah, membuat sebagian Ukraina tidak mendapat akses listrik dan air. Ia pun berjanji untuk memulihkan utilitas sesegera mungkin.

Serangan udara Rusia terjadi tiga hari pasca terjadinya ledakan di jembatan yang mereka bangun setelah merebut Krimea pada tahun 2014. Rusia lalu menyalahkan Ukraina dan menyebut ledakan mematikan itu sebagai bentuk "terorisme".

Halaman:

Editor: Reni Nurari

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x