‘Maju Mundur’ Beli Twitter, Elon Musk Diperiksa Otoritas Federal

14 Oktober 2022, 14:45 WIB
Elon Musk di acara Offshore Northern Seas di Stavanger, Norwegia, 29 Agustus 2022. /Carina Johansen, Reuters

PORTAL KALTENG – Elon Musk tengah diselidiki oleh otoritas federal atas tindakannya dalam kesepakatan pengambilalihan Twitter Inc. senilai $44 miliar (sekitar Rp677,4 triliun).

Hal tersebut dilaporkan oleh perusahaan media sosial itu dalam pengajuan pengadilan yang dirilis pada hari Kamis, 13 Oktober 2022.

Sementara pengajuan tersebut mengatakan bahwa Musk sedang diselidiki, tidak disebutkan apa fokus pasti dari penyelidikan dan otoritas federal mana yang melakukannya.

Baca juga: Elon Musk Bantah Tudingan Dirinya Bertemu Putin Soal Penggunaan Senjata Nuklir ke Ukraina

Baca juga: Tersangka Penembakan 14 Murid SMA di AS Tak Jadi Dihukum Mati, Masyarakat Kecewa

Twitter, yang menggugat Musk pada bulan Juli lalu untuk memaksanya menutup kesepakatan, mengatakan bahwa pengacara Musk telah mengklaim "hak istimewa investigasi" ketika menolak untuk menyerahkan dokumen yang mereka cari.

Pada akhir September, pengacara CEO Tesla Inc. itu telah memberikan "log hak istimewa" yang mengidentifikasi dokumen yang akan dirahasiakan, kata Twitter.

Log tersebut merujuk pada draft surel tertanggal 13 Mei 2022 ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) dan presentasi slide ke Komisi Perdagangan Federal (FTC).

Baca juga: Jejak Perusahaan AS yang 'Diam-diam' Jadi Pemasok Alat Perang Rusia

Pengajuan pengadilan yang dibuat pada 6 Oktober 2022 telah meminta hakim Negara Bagian Delaware untuk memerintahkan pengacara Musk memberikan dokumen-dokumen tersebut.

Di hari yang sama, hakim yang menghentikan sementara proses pengadilan antara kedua belah pihak setelah Musk berbalik arah, mengatakan bahwa ia akan melanjutkan kesepakatan.

"Permainan 'menyembunyikan bola' ini harus diakhiri," kata perusahaan itu dalam pengajuan pengadilan.

Baca juga: MMZ Avangard dan Extreme Networks: Perusahaan AS yang Ada di Balik Pembuatan Rudal Tercanggih Rusia

Alex Spiro, salah seorang pengacara Musk, menyatakan kepada Reuters bahwa pengajuan pengadilan Twitter adalah sebuah "penyesatan."

Twitter menolak berkomentar atas tanggapan Spiro dan pertanyaan tentang pemahamannya soal penyelidikan terhadap Musk. SEC dan FTC juga menolak untuk memberikan tanggapan.

Sebelumnya, SEC telah mempertanyakan komentar Musk tentang akuisisi Twitter.

Baca juga: Hilang Dua Bulan, Wanita AS Ini Akhirnya Ditemukan dalam Keadaan Sudah Tak Bernyawa

Pada bulan April lalu, SEC bertanya kepada Musk apakah pengungkapan 9% saham Twitter-nya terlambat dan mengapa hal itu mengindikasikan bahwa ia bermaksud menjadi pemegang saham pasif.

Musk kemudian mengajukan kembali pengungkapan untuk menunjukkan bahwa ia adalah investor aktif.

Pada bulan Juni, SEC kembali bertanya kepada Musk apakah ia seharusnya mengubah pengajuan publiknya untuk mencerminkan niatnya dalam menangguhkan atau meninggalkan kesepakatan.

The Information, sebuah situs berita teknologi asal AS, melaporkan pada bulan April bahwa FTC sedang meneliti apakah Musk gagal mematuhi persyaratan pelaporan antimonopoli saat ia mengumpulkan sahamnya di Twitter.

Pada bulan Juni, Twitter mengatakan bahwa kesepakatan pengambilalihan dengan Musk telah melewati masa tunggu antimonopoli untuk ditinjau oleh FTC dan Departemen Kehakiman AS.

Editor: Reni Nurari

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler