Diminati Pasar untuk Jaga Daya Tahan Tubuh, Angka Ekspor Kunyit Tidak Ganggu Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri

28 November 2021, 11:51 WIB
Ilustrasi Kunyit kualitas ekspor /kementan

PORTALKALTENG - Semenjak pandemi Covid-19 merebak, orang mencari kunyit sebagai alternatif pengobatan sekaligus untuk menjaga daya tahan tubuh.

Tanaman yang dikenal sebagai bumbu dapur yang banyak diminati pasar dalam negeri maupun luar negeri.

Penjualannya tidak hanya sebatas produk segar namun juga dalam bentuk simplisia.

Sentra terbesar kunyit tersebar di Jawa Timur (53,5 %), Jawa Tengah (15,65 %), Jawa Barat (8,85 %) dan Sulawesi Selatan (4,92 %).

Baca Juga: Kementan Jajaki Kerja Sama Pengembangan Bawang Bombai Indonesia dan Belanda pada Perhelatan ODICOFF

“Hal ini tentu menggairahkan petani lokal yang tersebar di Wonogiri, Bondowoso, Kediri, Gresik, Pacitan, Ponorogo, Garut, Rejanglebong, Kulonprogo dan beberapa kabupaten lain. Ekspor kunyit sendiri cukup bagus, yakni sebesar 36 % terhadap total produksi rimpang di Indonesia,” ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto.

Untuk pasar luar negeri volume ekspor kunyit cenderung fluktuatif mengikuti produksi.

Selama kurun waktu 2018-2020, ekspor kunyit tersebar di 51 negara tujuan. Ekspor utama kunyit di antaranya ke India, Malaysia, US, Thailand dan Jerman.

“Adapun negara dengan permintaan kunyit terbesar adalah India (21.129 ton), diikuti oleh Malaysia (2.728 ton), Taiwan (705 ton), Amerika Serikat (507 ton) dan Korea Selatan (301 ton) serta lainnya (1.242 ton),” jelas Prihasto.

Baca Juga: Tekan Impor Melalui Transisi Energy, PLN Siap Dukung Pengalihan Kompor Berbasis LPG ke Kompor Induksi

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Tommy Nugraha mengatakan, angka ekspor ini tidak mengganggu pemenuhan kebutuhan dalam negeri baik dari sisi volume maupun kualitas.

Sebagai gambaran, kebutuhan kunyit dalam negeri pada tahun 2018 sebesar 151.618 ton, tahun 2019 sebesar 138.704 ton dan pada 2020 sebesar 147.973 ton.

“Angka kebutuhan ini tercukupi seiring dengan produksi yang dihasilkan. Data BPS menunjukkan, produksi kunyit Indonesia pada 2020 sebesar 193.582 ton. Pada 2019, produksinya sebesar 190.909 ton. Data sementara menunjukkan, produksi nasional hingga September 2021 sebesar 112.222 ton. Dari data tersebut maka kita ketahui neraca kunyit tahun 2020 masih surplus sebesar 47.484 ton,” jelas Tommy.

Baca Juga: UKM Naik Kelas, Tidak Hanya Merajai Pasar Lokal, Produk Makanan Ringan UKM juga BIsa Tembus Pasar Ekspor

Kabupaten Bondowoso, salah satu daerah sentra, kunyit sudah dipanen. Sementara sisanya sebagian besar masih disimpan di lahan menunggu kenaikan harga.

Menyinggung berita langkanya kunyit bagi pelaku usaha tanah air, salah satu pemilik UMKM Rumpun Padi, Sudaryati mengaku tidak merasa kesulitan memperoleh bahan baku olahan.

“Ndak tuh. Saya sejauh ini aman – aman saja untuk kebutuhan produksi empon – empon. Bahkan saya belum mendengar rekan pelaku usaha lain yang mengaku kesulitan kunyit. Memangnya butuh berapa ton? Saya coba bantu carikan ya,” ujar pemilik aneka minuman serbuk herbal yang telah menembus pasar Eropa ini.***

Editor: Patriano Jaya Maleh

Sumber: Kementan

Tags

Terkini

Terpopuler