PORTALKALTENG - Dalam rangka mendorong ekspor produk pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan kunjungan ke berbagai negara.
Bertajuk One Day with Indonesian Coffee, Fruits, and Floriculture (ODICOFF) kunjungan ini diharapkan mampu mendorong ekspor dan pengenalan produk pertanian secara global.
Hal ini sejalan dengan program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) yang digaungkan Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo.
Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto yang menjadi ketua rombongan delegasi Indonesia ODICOFF untuk Belanda dan Serbia, turut melakukan kunjungan ke pelaku usaha bawang bombai di negara Belanda.
“Kunjungan ini dilakukan guna melihat langsung proses produksi sekaligus verifikasi. Apakah bawang bombai yang diproduksi di negara kincir angin ini sudah sesuai dengan standar yang kita persyaratan,” ujar Anton.
Anton mengatakan, kebutuhan bawang bombai dalam negeri cenderung meningkat setiap tahunnya.
Penggunaan bawang bombai semakin meluas tak hanya untuk industri, hotel, restoran dan katering, namun juga banyak dikonsumsi rumah tangga.
“Nilai impor bawang ini mencapai lebih dari Rp 1 triliun per tahun atau setara volume lebih dari 120 ribu ton per tahun. Impor terbanyak dari Belanda, New Zealand, India, China dan USA. Jika bawang bombai bisa dikembangkan di dalam negeri setidaknya bisa menghemat devisa dan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat,” ungkapnya.