Network
PortalKalteng - Kegiatan pengawasan protokol kesehatan dan penindakan nampaknya harus tetap dilakukan, kali ini Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Gabungan Kota Palangka Raya dalam Tim Pengawasan Protokol Kesehatan dan Penindakan Peraturan Walikota (perwali) Palangka Raya menjaring 33 warga pelanggar.
Guna mengawasi pengimplentasian Perwali Nomor 26 Tahun 2020, satgas gabungan kota palangkaraya melaksanakan Patroli pengawasan prokes di Jalan Adonis Samad. Di sekitar wilayah ini tim gabungan menjaring setidaknya 33 warga yang melanggar prokes kesehatan.
33 orang pelanggar yang tidak mengenakan masker saat melintas, dengan rincian :
◉ Denda Administratif Bayar Ditempat 3 Orang
◉ Denda Administratif Bayar/Transfer Bank : 1 Orang
◉ Sanksi Kerja Sosial : 27 Orang*
◉ Teguran Tertulis : NIHIL
◉ Teguran Lisan : 2 Orang
Kegiatan yang dilaksanakan pada Minggu 10 Oktober 2021 ini melibatkan TNI/Kodim 1016, POLRI/Polresta Palangka Raya, BPBD, Dishub, Kominfo Kota Palangka Raya, Satpol PP Provinsi Kalimantan Tengah, MDMC Kota Palangka Raya, Emergency Respon (ERP), Satgas PPKM Covid-19 Kecamatan/Kelurahan (Pahandut), Avsec Bandara Tjilik Riwut
Baca Juga: UPDATE: Harian Covid-19 di Kalimantan Tengah, Tanggal 10 Oktober 2021: 15 Terkonfirmasi Positif
Walaupun status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di kota Palangkaraya sudah turun ke level 3, namun masih banyak yang harus dilakukan agar kota Cantik Palangkaraya dapat turun ke PPKM level 2.
Selain tingkat vaksinasi yang sesuai standar, angka penyebaran covid 19 juga harus rendah, untuk itu penerapan prokes tetap menjadi salah satu acuan asesmen agar Kota Palangkaraya bisa seperti daerah lain di Indonesia.
Seperti sejumlah kota yang saat ini sudah menerapkan PPKM level 1 mendekati new normal, dimana warganya sudah bisa beraktivitas hamper seperti sebelum wabah covid melanda.
Untuk itu diharapkan warga kota Cantik Palangkaraya berkerjasama dengan segala pihak untuk tetap taat prokes agar mampu menurunkan bahkan menjadikan kota Palangkaraya masuk ke masa new normal atau adaptasi kebiasaan baru.***
