Permintaan China Berkurang, Harga Minyak Asia Melemah

- 21 Oktober 2022, 16:30 WIB
Ilustrasi minyak mentah.
Ilustrasi minyak mentah. /Pexels/Pixabay/

"Semua merindukan dorongan komoditas yang didukung oleh pembukaan kembali China, tetapi kami belum sampai di sana," lanjut Sthepen.

China sebagai negara importir minyak mentah terbesar di dunia, telah menetapkan pembatasan ketat COVID 19 tahun ini.

Hal tersebut membebani aktivitas bisnis dan ekonomi serta menurunkan permintaan bahan bakar.

Namun, terdengar isu yang belum dikonfirmasi resmi hingga saat ini oleh Beijing terkait pertimbangan memotong periode karantina bagi pengunjung dari 10 hari menjadi 7 hari.

Baca Juga: Jadwal Lengkap dan Jam Tayang MotoGP Malaysia 2022, Jumat 21 Oktober 2022 sampai Minggu 23 Oktober 2022

Perubahan harga minyak baru-baru ini didukung oleh kebijakan larangan Uni Eropa terhadap produk minyak mentah dan minyak olahan Rusia, serta pengurangan produksi dari Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutu termasuk Rusia yang dikenal sebagai OPEC+.

ANZ Research memberikan sebuah catatan pada Jumat, dalam catatan tersebut membahas langkah OPEC dalam memangkas produksi minyak harian dapat memperketat pasar.

"Langkah OPEC untuk memangkas produksi sebesar dua juta barel per hari bisa menjadi titik balik bagi pasar minyak. Dengan risiko gangguan pasokan Rusia karena pembatasan negara, itu bisa memperketat pasar," kata ANZ Research.

Pihak ANZ Research juga menjabarkan faktor perekonomian global dan permintaal China yang melemah adalah penghambat utama bagi perdagangan minyak.

Baca Juga: Jadwal Tayang dan Harga Tiket Bioskop PALMA XXI Palangka Raya, Jumat 21 Oktober 2022

Halaman:

Editor: Amelia Noviyanti

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah