Kisah Bocah 3 Tahun yang Selamat dari Pembantaian di Thailand karena Tertidur

- 12 Oktober 2022, 14:47 WIB
Ammy, anak 3 tahun penyintas tragedi penembakan di Thailand.
Ammy, anak 3 tahun penyintas tragedi penembakan di Thailand. /Jorge Silva, Reuters

PORTAL KALTENG – Seorang anak berusia tiga tahun berhasil selamat dari pembantaian pekan lalu di sebuah tempat penitipan anak di Thailand karena tertidur di bawah selimut.

Paveenut Supolwong atau yang biasa dipanggil Ammy sedang tertidur lelap dengan selimut menutupi wajahnya pada hari Kamis, 6 Oktober 2022 siang saat Panya Kamrab menyerbu masuk dan membunuh 22 anak.

Ammy menjadi satu-satunya anak di taman kanak-kanak tersebut yang lolos tanpa cedera setelah Kamrab menghabisi nyawa lebih dari 30 orang, mayoritas anak-anak di TK yang berada di Kota Uthai Sawan itu.

Baca juga: Masalah Rumah Tangga Jadi Motif Pelaku Lakukan Penembakan Massal di Thailand

Baca juga: Akankah Serangan Nuklir Rusia Berpotensi Menyebabkan Kiamat?

"Saya shock," kata ibu Ammy, Panompai Sithong. "Saya turut [berduka] untuk keluarga yang lain... Saya senang anak saya selamat. Perasaan sedih dan syukur bercampur aduk."

Pada hari Minggu, 9 Oktober 2022, rumah Ammy ramai dengan kerabat dan tetangga yang berbagi sepiring makanan dan cerita tentang tragedi tersebut.

Panompai percaya jika para roh telah melindungi gadis kecilnya. "Anak saya [biasanya] tidak bisa tidur nyenyak," katanya.

"Saya percaya pasti ada roh yang menutupi mata dan telinganya. Kami memiliki keyakinan yang berbeda, tetapi bagi saya, mereka (para roh) itu telah melindungi anak saya."

Orang tua Ammy mengatakan bahwa sang putri tampaknya tidak memiliki ingatan akan tragedi itu.

Baca juga: Rusia Serang Ukraina Besar-besaran, Zelenskyy Bersumpah Perkuat Angkatan Bersenjatanya

Ada orang yang melihatnya di sudut ruang setelah si pembunuh pergi dan langsung membawanya keluar dengan kepala ditutupi selimut sehingga ia tidak melihat mayat teman-temannya.

Dari 22 anak yang ditikam sampai mati, 11 di antaranya meninggal di lokasi kejadian. Dua anak lainnya masih dirawat di rumah sakit karena luka serius di kepala.

Seluruh anggota keluarga Ammy tampak duduk melingkar saat seorang pemimpin agama membaca doa dan melakukan upacara Buddha untuk anak-anak yang menjadi korban peristiwa tragis tersebut.

Ammy sendiri duduk dengan sabar di pangkuan ibunya, melihat sekeliling dengan malu-malu sambil bermain dengan dua lilin yang dipegangnya.

Para kerabat kemudian saling menyiram satu sama lain dengan beras yang dituangkan dari mangkuk perak dan memanjatkan harapan untuk keberuntungan.

Baca juga: 13 Orang Tewas dalam Serangan Rusia ke Zaporizhzhia

Selanjutnya, mereka mengikat pergelangan tangan mungil Ammy dengan benang putih (simbol keberuntungan), lalu mencubit pipinya dan membisikkan berkat.

Selain melakukan aksi brutal di tempat penitipan anak, Kamrab juga menabrakkan truk pickup-nya ke orang yang sedang lewat di jalan dan menembaki para tetangganya tanpa ampun selama dua jam. Hingga pada akhirnya, ia membunuh istri, anak, dan dirinya sendiri.

Sejak Minggu dini hari, keluarga korban telah berkumpul di kuil-kuil tempat jenazah putra putri mereka disimpan dalam peti mati.

Mengusung tradisi setempat, mereka membawakan suguhan bagi jiwa-jiwa almarhum, seperti makanan, susu, dan mainan.***

Editor: Reni Nurari

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x