Invasi Rusia pada Ukraina berdampak pada Krisis Impor Gandum, Warga Timur Tengah: 'Kami Butuh Roti'

- 11 Maret 2022, 10:12 WIB
Ilustrasi komoditas gandum beserta produk olahannya yang menjadi bahan makanan pokok di kawasan Timur Tengah
Ilustrasi komoditas gandum beserta produk olahannya yang menjadi bahan makanan pokok di kawasan Timur Tengah /pixabay.com/aureliofoxrj
PORTALKALTENG - Konflik antara negara Rusia dan Ukraina tidak hanya memberikan dampak terhadap kedua belah pihak.
 
Sejak invasi yang dilakukan oleh Rusia pada Ukraina, penduduk di kawasan Timur Tengah yang juga mencakup Afrika Utara mengalami krisis gandum.
 
Pasalnya, Rusia dan Ukraina merupakan pemasok seperempat dari ekspor gandum di dunia.
 
Sementara, wilayah Afrika Utara terdapat negara terbesar di dunia sebagai importir gandum.
 
 
Tunisia adalah salah satu contoh nyata dari yang terdampak atas problem ini.
 
Ada begitu banyak orang yang mengantri di kota Madinah demi mendapatkan roti.
 
Keadaan ini menjadikan tekanan tersendiri bagi warga setempat.
 
Hal tersebut dikeluhkan langsung oleh seorang pekerja buruh harian bernama Khmaes Ammani.
 
Menurut pengakuannya yang dilansir dari TheGuardian.com, dirinya sampai harus meminjam uang demi membawa pulang roti dengan harga yang semakin melonjak tinggi.
 
'Kami membutuhkan roti,' ucap Ammani.
 
Bukan tanpa alasan, memang terdapat sebuah kerawanan pada Tunisia dalam kasus seperti ini.
 
Hal ini dilatarbelakangi oleh inflasi, tingkat pengangguran, dan sejumlah utang yang dalam beberapa tahun telah melanda negara tersebut.
 
 
Selain Tunasia, terdapat Yaman yang hampir dari seluruh pasokan gandumnya dipasok dari Rusia dan Ukraina, semenjak perang yang melanda Yaman pada 2014.
 
Kebutuhan gandum teramat sangat dibutuhkan untuk terlebih untuk anak-anak yang tengah mengalami kelaparan.
 
Sedangakan Lebanon telah menjadi pelanggan impor gandum dari Ukraina.
 
Diberitakan pula, Lebanon saat ini memiliki persediaan gandum yang setidaknya akan mencukupi kebutuhan untuk setengah sampai satu bulan kedepan.
 
Hal ini diketahui berdasarkan laporan dari Menteri Ekonomi dan Perdagangan, Amin Salam.
 
Sebagai langkah penanganan, Lebanon juga tengah melakukan pembicaraan dengan sejumlah negara pemasok lain, salah satunya Amerika Serikat.
 
Amerika Serikat sendiri dilaporkan telah menyanggupi kesediaannya untuk bantuan impor gandum dalam jumlah besar.
 
 
Abeer Etefa sebagai juru bicara Program Pangan Dunia yang berbasis di Kairo, memperingatkan bahwasanya mencari pasokan gandum dari negara lain bukanlah hal yang mudah.
 
Ini semua erat kaitannya dengan estimasi waktu serta biaya akomodasi yang dibutuhkan untuk mengimpor gandum selain dari Rusia dan Ukraina.
 
Sebagian besar gandum didatangkan dari Rusia dan Ukraina, digunakan sebagai bahan baku untuk membuat roti pipih yang menjadi makanan pokok di Mesir.
 
Bahkan terdapat rencana untuk menaikkan biaya dari roti bersubsidi secara besar-besaran.
 
Akan tetapi, Perdana Menteri Mesir, Mostafa Madbouly telah memberikan kepastian agar pihak yang paling membutuhkan tidak akan dirugikan.***

Editor: Allans Yodya Wiratama

Sumber: theguardian.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x