13 Orang Tewas dalam Serangan Rusia ke Zaporizhzhia

10 Oktober 2022, 05:45 WIB
Serangan di Kota Zaporizhzhia, Ukraina. /Reuters

PORTAL KALTENG – Sedikitnya 13 orang tewas akibat serangan misil di kota Zaporizhzhia, Ukraina tenggara, pada hari Minggu, 9 Oktober 2022, dini hari.

Sementara itu, sebanyak 87 orang luka-luka dan 60 di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit, termasuk 10 dari mereka adalah anak-anak.

Serangan sebelum fajar itu menjadi yang kedua dari Rusia terhadap Kota Zaporizhzhia dalam tiga hari.

Baca juga: Akankah Serangan Nuklir Rusia Berpotensi Menyebabkan Kiamat?

Baca juga: Setengah Dari Armada Tank Ukraina Berasal Dari Rusia yang Direbut atau DItinggalkan Tentara Kremlin

Peristiwa tersebut terjadi sehari setelah sebuah ledakan menghantam jembatan jalan dan kereta api Rusia-Krimea, jalur suplai utama bagi pasukan Rusia yang mempertahankan wilayah di sekitar kota Kherson, Ukraina selatan.

Pesawat Rusia meluncurkan setidaknya 12 rudal ke Zaporizhzhia, menghancurkan sebagian blok apartemen sembilan lantai.

Serangan itu juga meratakan lima bangunan tempat tinggal lain dan merusak beberapa bangunan, seperti dinyatakan oleh Oleksandr Starukh, gubernur wilayah Zaporizhzhia.

"[Ada] 12 rudal yang datang dari pesawat," katanya di televisi pemerintah. “Operasi penyelamatan di gedung apartemen sembilan lantai diperumit oleh kebakaran yang terjadi di reruntuhan,”

"Kami segera menarik dan menyelamatkan 8 orang, namun saat api mulai menyala, orang-orang (di bawah reruntuhan) praktis tidak memiliki kesempatan untuk bertahan hidup karena tidak ada oksigen," tambahnya.

Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Perintahkan FBS Untuk Melindungi Jembatan Krimea Pasca Ledakan 8 Oktober 2022

Ledakan itu menghancurkan berbagai kendaraan dan meninggalkan bingkai jendela logam yang robek serta balkon yang menggantung dari fasad bangunan yang berlubang pecahan peluru.

Petugas penyelamat membawa mayat-mayat warga yang tewas keluar melalui jendela dan meletakkannya di tanah, di bawah selimut dan kantong mayat.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, telah mengonfirmasi jumlah korban dan bersumpah bahwa mereka yang memerintahkan dan mengeluarkan serangan mengerikan tersebut akan bertanggung jawab.

Kota Zaporizhzhia berada sekitar 52 km dari pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa yang dikuasai Rusia.

Wilayah itu telah sering ditembaki dalam beberapa pekan terakhir. Sebanyak 18 orang telah menjadi korban dalam serangan sebelumnya.

Baca juga: Ledakan Jembatan Krimea Picu Kepanikan Pendukung Rusia yang Mengungsi Melewati Wilayah Ukraina

 

Bagian-bagian wilayah Zaporizhzhia, termasuk pembangkit nuklir, telah berada di bawah kendali Rusia sejak hari-hari awal invasi mereka, tetapi kota Zaporizhzhia, ibu kota wilayah tersebut, tetap berada di bawah kendali Ukraina.

Ukraina, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan berbagai organisasi hak asasi manusia menuduh Rusia telah melakukan kejahatan perang sejak invasi skala penuhnya dimulai pada bulan Februari lalu.

Bagaimanapun, serangan terhadap infrastruktur sipil, termasuk sekolah dan rumah sakit, telah menewaskan dan melukai ribuan orang.

Moskow sendiri telah menyangkal bahwa mereka sengaja menyerang warga sipil selama apa yang mereka sebut sebagai "operasi militer khusus" untuk mendemiliterisasi tetangganya.

Editor: Reni Nurari

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler