Hampir Putus Asa Terkepung Rusia dan Sekutunya, Batalyon Azov Minta Militer Ukraina Bongkar Blokade Mariupol

1 April 2022, 20:37 WIB
Kota Mariupol yang menjadi rebutan tentara Rusia dan Ukraina saat ini /Google Maps

PORTALKALTENG - Komando resimen Pengawal Nasional "Batalyon Azov" telah meminta pimpinan militer dan politik Ukraina untuk melakukan operasi "de-blokade" Mariupol segera.

Wakil Komandan Resimen Azov Sviatoslav Palamar menyampaikan dalam sebuah videonya bahwa setiap hari pasukan pertahana di Mariupol terus berguguran.

"Setiap hari mempertahankan kota mengorbankan nyawa para pahlawan kita." ungkap Sviatoslav Palamar, Wakil Komandan Resimen Azov.

Ia juga menyampaikan bahwa tujuan utama pasukan pertahanan Mariupol saat ini adalah bertahan dan memenangkan pertempuran di kota Mariupol.

Baca Juga: Account Telegram AZOV Mariupol Sebut Pasukan Kadyrov Berperang Melawan Gedung Kosong dan Terluka

"Tujuan kami adalah untuk bertahan hidup dan memenangkan perang ini! Kami yakin bahwa operasi 'de-blokade' Mariupol akan tercatat dalam sejarah sebagai tindakan heroik keberanian rakyat kami. Tapi jika itu tidak terjadi, itu akan menjadi aib besar dalam sejarah." ungkapnya.

Wakil komandan resimen mengatakan bahwa sekitar 100 ribu penduduk Mariupol diblokade oleh pasukan pendudukan Rusia dan sekutunya saat ini.

Menurut Palamar, jika kota itu direbut oleh pasukan Rusia yang mabuk di bawah pengaruh euforia dan impunitas akan melakukan sejumlah besar kejahatan terhadap warga sipil.

Dikatakannya pula bahwa para pembela Mariupol, meski terluka, tetap berjuang, karena tidak ada jalan lain.

Baca Juga: Batayon Azov Tunding Balik Pasukan Rusia dan Sekutunya Merampok dan lakukan Kejahatan Perang di kota Mariupol

Disampaikan pula bahwa saat ini Komandan militan Rusia yang memproklamirkan diri sebagai "Republik Rakyat Donetsk" mendeklarasikan pendirian sebuah organisasi, yang disebut "administrasi Mariupol".

Pada 29 Maret 2022, Palamar mengatakan bahwa para pembela Ukraina di Mariupol tidak akan meninggalkan kota dan akan berjuang sampai akhir.

Bahkan pada 30 Maret 2022, "Azov" melaporkan penghancuran total unit pasukan khusus Rusia dalam pertempuran di Mariupol.

Dari sisi Rusia dan sekutunya juga menyampaikan update terakhir situasi di kota Mariupol.

Baca Juga: Mariupol Masih Panas, Batalyon Azov Klaim Hancurkan 3 Tank dan Tewaskan Puluhan Tentara Kremlin dan Sekutunya

Wakil Kepala Milisi Rakyat Republik Rakyat Donetsk (DPR) Eduard Basurin setidaknya ada tiga pusat perlawanan utama di kota Mariupol saat ini.

Hal ini disampaikan Wakil Kepala Milisi Rakyat Republik Rakyat Donetsk (DPR) Eduard Basurin kepada Channel One, Jumat 1 April 2022, seperti yang dikutip portalkalteng.

"Mariupol benar-benar diblokir. Ada tiga pusat perlawanan utama, yang meliputi distrik pusat kota, Azovstal, dan area pelabuhan," jelasnya.

Menurut Basurin, pasukan DPR saat ini menguasai sekitar 33-35% pemukiman Maryinka.

Baca Juga: Hari ke 34 Konflik Ukraina, Moscow Tunding Kejahatan Kaum Nasionalis Ukraina, Klaim Hampir Kuasai Mariupol

"Pemukiman itu dibentengi dengan baik oleh para insinyur militer, jadi kemajuannya lambat, selain itu, warga sipil tetap di sana karena pasukan Ukraina tidak membiarkan mereka pergi," tambahnya.

"Tidak ada rencana penyerangan langsung di daerah Avdeyevka, pasukan melewati pemukiman," lanjut pejabat milisi DPR itu.

Pertahanan yang dibangun selama bertahun-tahun di Mariupol membuat pergerakan pasukan Rusia saat ini sedikit terhambat.

“Ada kebutuhan untuk mengatasi pertahanan berlapis-lapis, yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diperkuat, terutama dengan perlindungan dari beton, inilah yang sedang kita hadapi dan inilah mengapa segalanya menjadi sulit,” tegas Basurin.

Baca Juga: Militer Ukraina Kembali Klaim Tewas kan Seorang Perwira Tinggi Militer Rusia di Wilayah Mariupol

Ikuti terus perkembangan operasi militer khusus Rusia ke Ukraina hanya di portalkalteng.***

Editor: Patriano Jaya Maleh

Sumber: TASS Rusian News Agency pravda.com.ua

Tags

Terkini

Terpopuler