Mengecewakan, Greenpeace : G20 Gagal Menghadapi Krisis Global.

1 November 2021, 14:47 WIB
Agenda pertemuan para pemimpin G20. /Reuters


PORTALKALTENG
- Pertemuan negara G 20 dianggap gagal menghasilkan resolusi penting dalam mengatasi krisis global.

Walaupun pada KTT Roma, para pemimpin sepakat untuk “mengakhiri penyediaan keuangan publik internasional untuk pembangkit listrik tenaga batu bara baru di luar negeri pada akhir 2021.”

Namun hal tersebut hanya mengacu pada dukungan keuangan untuk membangun pembangkit batubara di luar negeri.

Negara-negara Barat telah menjauh dari pembiayaan semacam itu dan pusat ekonomi utama Asia juga mengikutinya.

Baca Juga: Pemimpin Ekonomi Dunia Sepakati Hentikan Pendanaan Pembangkit Listrik Batu Bara di Negara Miskin

Presiden China Xi Jinping mengumumkan di Majelis Umum PBB bulan lalu bahwa Beijing akan berhenti mendanai proyek-proyek semacam itu, dan Jepang serta Korea Selatan membuat komitmen serupa di awal tahun.

Namun, China belum menetapkan tanggal akhir untuk membangun pembangkit listrik batu bara di dalam negeri.

Batubara masih menjadi sumber utama pembangkit listrik China.

China dan India telah menolak proposal untuk deklarasi G-20 tentang penghentian konsumsi batubara domestik secara bertahap.

Kegagalan G-20 untuk menetapkan target penghentian penggunaan batubara domestik secara bertahap mengecewakan Inggris.

Baca Juga: Mau Melakukan Perjalanan? Simak Aturan Baru dari Kementerian Perhubungan

Tetapi juru bicara Johnson, Max Blain, mengatakan komunikasi di G-20 “tidak pernah dimaksudkan untuk menjadi pengungkit utama untuk mengamankan komitmen pada perubahan iklim.

John Kirton, direktur G-20 Research Group di University of Toronto, mengatakan para pemimpin "hanya mengambil langkah kecil" dalam perjanjian dan hampir tidak melakukan hal baru.

Menanggapi hasil tersebut greenpeace menyampaikan bahwa pemerintah harus menanggapi peringatan mematikan yang diberikan planet ini kepada kita dan mengurangi emisi secara drastis sekarang.

"Kita harus segera menghentikan semua proyek bahan bakar fosil baru." tulis Direktur Eksekutif Greenpeace Jennifer Morgan, dikutip PortalKalteng dari account @climatemorgan senin 1 november 2021.

Baca Juga: Langgar Aturan Imigrasi, Dua WNA Dideportasi usai Jalani Masa Tahanan Selama 8 Bulan

Aktivis iklim pemuda Greta Thunberg dan Vanessa Nakate mengeluarkan surat terbuka kepada media saat G-20 berakhir.

Mereka menekankan tiga aspek mendasar dari krisis iklim yang sering diremehkan:

1. Waktu hampir habis

2. Bahwa solusi apa pun harus memberikan keadilan bagi orang-orang yang paling terpengaruh.

3. Bahwa pencemar terbesar sering bersembunyi di balik statistik yang tidak lengkap tentang emisi mereka yang sebenarnya.

Baca Juga: Jamuan Makan Malam Cairkan Suasana The Hermansyah dan The Lemos

“Krisis iklim hanya akan menjadi lebih mendesak. Kita masih bisa menghindari konsekuensi terburuk, kita masih bisa membalikkan keadaan. Tapi tidak jika kita terus seperti hari ini,” tulis mereka.

Direktur Eksekutif Greenpeace Jennifer Morgan mengatakan G-20 gagal memberikan kepemimpinan yang dibutuhkan dunia.

"Masih mungkin bagi kita untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5C, tetapi jendela itu tertutup dengan cepat. Negara-negara G20 harus melangkah untuk menjaga jendela itu tetap terbuka dan mengamankan masa depan yang lebih aman bagi kita semua." tulis @climatemorgan.***

Editor: Patriano Jaya Maleh

Sumber: AP News twitter @climatemorgan

Tags

Terkini

Terpopuler