Wajib di Kunjungi, 4 Destinasi Wisata Religi yang disebut sebagai Pilar Utama Agama Islam di Banjarmasin

- 22 Mei 2022, 19:46 WIB
Makam Datu Kalampayan. Tangkapan Layar Instagram @hellokalsel
Makam Datu Kalampayan. Tangkapan Layar Instagram @hellokalsel /

PORTALKALTENG – Berkunjung ke objek wisata memang dapat menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi setiap orang.

Selain dapat menenangkan pikiran, berwisata ke salah satu tempat di sekitar daerah tempat tinggal dikatakan juga dapat menambah wawasan.

Banjarmasin merupakan salah satu kota di Kalimantan Selatan yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Baca Juga: Berikut Ucapan Orang yang Suka Insecure, Jadi Jangan Lagi Ngomong Begini

Masyarakat di Banjarmasin terkenal sangat religius dan sangat spiritual.

Oleh karena itu, di kota yang disebut seribu sungai ini, menyimpan banyak sekali wisata religi yang wajib di kunjungi apabila anda akan berkunjung ke Banjarmasin.

Lantas, apa 4 destinasi wisata religi yang dikatakan sebagai Pilar masuknya Agama Islam untuk pertama kali ke Banjarmasin? Berikut penjelasannya.

Baca Juga: Berikut Keistimewaan Dalam Melaksanakan Ibadah Solat Dhuha Menurut Syekh Zainuddin Al Malibari

1.Wisata Komplek Makam Sultan Suriansyah Banjarmasin

Sultan Suriansyah merupakan Raja Banjar pertama yang memeluk Agama Islam. Ia berasal dari raja-raja di Kerajaan Negara Daha.

Ketika Sultan Suriansyah masih kecil, ia bernama Raden Samudera. Setelah diangkat menjadi raja namanya menjadi Pangeran Samudera atau Pangeran Jaya Samudera.

Raja pertama Banjar ini, merubah namanya menjadi Sultan Suriansyah usai dirinya memeluk Islam. Ia memiliki gelar Penembahan atau Susuhunan Batu Habang.

Sultan Suriansyah atau Sultan Suryanullah atau Sultan Suria Angsa raja Kerajaan Banjar pertama yang memerintah beperiode tahun 1520-1550.

Sultan Suriansyah memeluk Agama Islam tepat pada tanggal 24 September 1526. Sehingga tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Banjarmasin.

Baca Juga: Siapa Sajakah 12 Orang yang Akan di Doakan oleh Malaikat? Simak Penjelasannya

Sejarah Kerajaan mencatat, bahwa Sultan Suriansyah adalah putra dari pasangan Putri Galuh Beranakan atau yang disebut juga Raden Intan Sari.

Putri Galuh Beranakan menikah dengan Raden Mantri Jaya, kemudian melahirkan Sultan Suriansyah.

Putri Galuh Beranakan ialah putri dari Maharaja Sukarama yang merupakan raja Banjar Hindu kelima. Kerajaan Sukarama berpusat ditepi sungai Nagara.

Ayah dari Sultan Suriansyah yakni Raden Mantri Jaya, merupakan keponakan dari Maharaja Sukarama. Maharaja Sukarama merupakan putra dari Raden Begawan.

Kedua Kakeknya dari garis Ayah dan Ibunya, merupakan dua bersaudara yang pernah memerintah Negara Daha.

Baca Juga: MUSLIM HARUS TAHU, Inilah Ketentuan Dalam Qoshor Solat dan Niat yang Benar

Komplek Pemakaman Sultan Suriansyah, terletak di Kelurahan Kuin Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin.

Makam ini disebut sebagai Komplek Pemakaman Sultan Suriansyah, karena orang-orang yang dimakamkan di komplek tersebut merupakan seluruh keluarga Kerajaan Banjar. Sementara itu, makam Sultan Suriansyah bersanding dengan istrinya.

2. Makam Syekh H. M. Arsyad Al-Banjari (Datu Kalampayan)

Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau yang lebih dikenal dengan nama Datu Kalampayan.

Ia merupakan seorang ulama yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan Syiar Islam di Tanah Kalimantan.

Datu Kalampayan lahir 15 Shafar 1122 H/ 19 Maret 1710. Ia wafat pada 6 Syawal 1227 H / 13 Oktober 1812.

Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari merupakan putra dari Al Arif Abdullah bin Abu Bakar bin Sultan Abdurrasyid Mindanao. Ia memiliki nama kecil Muhammad Ja’far.

Baca Juga: Bukan Hanya Sholat, Inilah Keutamaan Hari Jumat Yang Muslim Harus Ketahui

Datu Kalampayan adalah anak tertua dari 5 bersaudara, ketika berusia tujuh tahun Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, sudah fasih membaca Al-Qur’an dan memiliki bakat tulis menulis kaligrafi yang luar biasa.

Ia menuntut ilmu Agama di Makkah dan Madinah selama 35 tahun. Setelah sampai ke tanah Kalimantan, ia banyak mengarang kitab.

Seperti kitab Sabilal Muhtadin, Risalah Ushuliddin, Tufatur Raghibin, Kanzul Ma’rifah, Luqthatul Ajlan, Faraid Al-Qawlul Mukhtasar, Ilmu Falaq, Fatawa Sulaiman Kurdi dan Kitabun Nikah.

Ia dimakamkan tepatnya di Desa Kalampayan, Kecamatan Astambul, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Datu Kalampayan merupakan pemuka Agama Islam yang sangat berpengaruh semasa zaman kerajaan Banjar.

Baca Juga: 7 Amalan yang Akan Terus Mengalir Pahalanya Setelah Meninggal

3. Makam K.H. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Datu Sekumpul)

Makam K.H. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani yang sering disapa Guru Sekumpul, merupakan destinasi wisata religi utama di Kalimantan Selatan.

Guru Sekumpul dikenal dengan kealimannya dalam ilmu agama dan jasanya menyebarluaskan ajaran Islam di Kalimantan Selatan.

Ia adalah keturunan dari ulama besar Kesultanan Banjar Syaikh Arsyad Al-Banjari.

Guru Sekumpul telah hafal Al-Qur’an saat masih berusia 7 tahun dan hafal beberapa kitab hadits. Saat beranjak dewasa, ia menulis banyak kitab diantaranya Risalah Mubaraqah.

Baca Juga: 7 Amalan yang Akan Terus Mengalir Pahalanya Setelah Meninggal

Menurut informasi dikutip portalkalteng.com, gelar Guru Sekumpul diambil dari nama daerah tempat asal KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani di desa Sekumpul, Martapura.

Makam Guru Sekumpul terletak di Kompleks Ar-Raudah Sekumpul, Kelurahan Sekumpul, Kecamatan Martapura.

4. Makam Datu Abdusammad, Marabahan

Datu Abdusammad memiliki nama asli Syekh Abdusammad bin Mufti Jamaluddin bin Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari Kelampayan. Ia merupakan putra dari Mufti Jamaluddin.

Mufti Jamaluddin sendiri merupakan putra dari Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari yang menikah dengan gadis keturunan Dayak Bakumpai asli.

Datu Abdusammad merupakan orang yang memiliki peran besar dalam penyebaran Agama Islam Dayak Bakumpai.

Ia lahir 24 Zulkaidah 1237 H atau tahun 1822 M dari seorang Ibu bernama Samayah binti Sumandi di kampung Bakumpai atau Kampung Tengah Marabahan.

Baca Juga: Berpuasa di Bulan Syawal dirangkap dengan Qodlo Puasa Ramadan, Apa Hukum dan Manfaatnya?

Cucu Datu Kelampaian ini lebih banyak berjuang menyebarkan Islam dipesisir Sungai Barito. Ia menyebarkan Agama Islam sampai ke udik-udik anak sungai. Sehingga banyak suku Dayak pedalaman yang memeluk Islam. Ia meninggal dunia pada umur 80 tahun.

Syekh Abdusammad Al Banjari (Datu Bakumpai) dimakamkan di Veteran, Kota Marabahn, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

Itulah 4 destinasi yang menjadi Pilar Utama penyebaran Agama Islam di Banjarmasin yang wajib dikunjungi.***

Editor: Febbri Yanto Susanto

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah