PORTALKALTENG - Memorandum Budapest tahun 1994, Amerika Serikat, Rusia, dan Inggris berkomitmen "untuk menghormati kemerdekaan dan kedaulatan dan perbatasan Ukraina" dan "untuk menahan diri dari ancaman atau penggunaan kekuatan" terhadap negara tersebut.
Namun nampaknya isi memorandum Budapest yang disepakati kempat negara ini sama seperti omong kosong bagi Ukraina saat ini.
Seyogyanya jaminan tersebut memainkan peran kunci dalam membujuk pemerintah Ukraina di Kyiv untuk menyerahkan persenjataan nuklir terbesar ketiga di dunia.
Kenyataanya saat ini Rusia melakukan "invasi" menurut versi Ukraina dengan dalih "operasi militer khusus" "demiliterisasi" dan "denazifikasi" versi Kremlin.
Sebelum disepakatinya memorandum Budapest Ukraina setidaknya memiliki sekitar 1.900 hulu ledak nuklir strategis.
Ketika Uni Soviet bubar pada akhir 1991, senjata nuklir tersebut tersebar di negara-negara pecahan Uni Soviet.
Pemerintahan George H. W. Bush memberikan prioritas tertinggi untuk memastikan hal ini tidak akan mengarah pada peningkatan jumlah negara yang memiliki senjata nuklir.
Selain itu, ketika menyaksikan Yugoslavia pecah dengan kekerasan, pemerintahan Bush khawatir bahwa keruntuhan Soviet mungkin juga berubah menjadi kekerasan, meningkatkan prospek konflik di antara negara-negara bersenjata nuklir.