Apa Itu Memorandum Budapest antara Ukraina, Rusia, Amerika Serikat dan Inggris, Mengapa Kyiv Kecewa?

- 29 Maret 2022, 20:30 WIB
Dari kiri: Presiden Rusia Boris Yeltsin, Presiden AS Bill Clinton, Presiden Ukraina Leonid Kuchma, dan Perdana Menteri Inggris John Majo, menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi di Budapest Convention Center, Hongaria pada 5 Desember 1994.
Dari kiri: Presiden Rusia Boris Yeltsin, Presiden AS Bill Clinton, Presiden Ukraina Leonid Kuchma, dan Perdana Menteri Inggris John Majo, menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi di Budapest Convention Center, Hongaria pada 5 Desember 1994. /kyivindependent (Courtesy)

PORTALKALTENG - Memorandum Budapest tahun 1994, Amerika Serikat, Rusia, dan Inggris berkomitmen "untuk menghormati kemerdekaan dan kedaulatan dan perbatasan Ukraina" dan "untuk menahan diri dari ancaman atau penggunaan kekuatan" terhadap negara tersebut.

Namun nampaknya isi memorandum Budapest yang disepakati kempat negara ini sama seperti omong kosong bagi Ukraina saat ini.

Seyogyanya jaminan tersebut memainkan peran kunci dalam membujuk pemerintah Ukraina di Kyiv untuk menyerahkan persenjataan nuklir terbesar ketiga di dunia.

Kenyataanya saat ini Rusia melakukan "invasi" menurut versi Ukraina dengan dalih "operasi militer khusus" "demiliterisasi" dan "denazifikasi" versi Kremlin.

Baca Juga: Hasil Pembicaraan Rusia dan Ukraina di Istambul Turki : Ukraina Inginkan Jaminan Keamanan dari Banyak Negara

Sebelum disepakatinya memorandum Budapest Ukraina setidaknya memiliki sekitar 1.900 hulu ledak nuklir strategis.

Ketika Uni Soviet bubar pada akhir 1991, senjata nuklir tersebut tersebar di negara-negara pecahan Uni Soviet.

Pemerintahan George H. W. Bush memberikan prioritas tertinggi untuk memastikan hal ini tidak akan mengarah pada peningkatan jumlah negara yang memiliki senjata nuklir.

Selain itu, ketika menyaksikan Yugoslavia pecah dengan kekerasan, pemerintahan Bush khawatir bahwa keruntuhan Soviet mungkin juga berubah menjadi kekerasan, meningkatkan prospek konflik di antara negara-negara bersenjata nuklir.

Halaman:

Editor: Patriano Jaya Maleh

Sumber: kyivindependent.com brookings.edu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x