Kepanikan para supporter yang tidak terkendali dan adanya gas air mata membuat mereka saling berdorong-dorongan dan berdesak-desakkan untuk keluar dari stadion Kanjuruhan.
Penuhnya orang dan sesak yang diakibatkan oleh gas air mata membuat banyak orang berjatuhan dan terinjak-injak membuat banyak korban yang mengalami patah tulang hingga meninggal di tempat kejadian.***