PORTAL KALTENG - Pada hari Sabtu malam kemarin tanggal 1 Oktober 2022, pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya di stadion Kanjuruhan Malang menjadi tragedi yang tidak terduga bagi semua orang.
Pertandingan yang awalnya berlangsung dengan damai berujung pada kerusuhan pada saat pertandingan telah selesai dan peluit dibunyikan tanda permainan telah berakhir. Kerusuhan tersebut menyebabkan banyak korban meninggal dunia.
Sebelumnya diinformasikan bahwa korban meninggal dunia berjumlah 129 orang, namun berdasarkan data yang telah dimutakhirkan langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa korban meninggal dunia pada tragedi Kanjuruhan berjumlah 125 orang.
Data tersebut ia peroleh dari pengecekan langsung ke rumah sakit yang menjadi rujukan korban tragedi Kanjuruhan.
Data jumlah korban yang meninggal pada tragedi Kanjuruhan tersebut telah dimutakhirkan sehingga diharapkan jumlah data korban meninggal dunia tidak menimbulkan spesikulasi yang berbeda-beda.
Tragedi Kanjuruhan disinyalir terjadi karena terdapat salah satu supporter yang kecewa karena kekalahan dari Arema FC (2-3) dan turun ke lapangan. Akibatnya supporter lain juga ikut turun ke lapangan dan terjadi bentrok dengan petugas keamanan.
Kericuhan yang semakin tidak terkendali menyebabkan petugas keamanan melemparkan gas air mata kepada supporter yang berada di tribun sehingga menyebabkan mereka berhamburan panik.