Setelah dilakukan pendalaman, data tersebut merupakan data tahun 2016.
Dedi menerangkan bahwa data seperti itu dapat dengan mudah diperoleh di internet dan tidak berkaitan dengan data lainnya.
"Seperti data Polda Kalimantan Tengah dapat dicari di internet, dan itu tentu tidak nyambung dengan data Polda Metro Jaya. Jadi data tersebut tidak saling terkait," jelas Dedi.
Pelaku dari peretasan dan penyebaran 26 juta data polisi tersebut untuk saat ini masih belum terungkap.
Mengingat kembali pada kasus hacker Bjorka, sampai saat ini tim khusus (timsus) masih terus bekerja. Mereka terus memproses untuk mengusut peretasan yang dilakukan oleh hacker Bjorka beberapa waktu lalu dan masih mencari sosok asli dibalik hacker Bjorka.
Dedi mengatakan bahwa timsus setiap hari melakukan rapat dan timsus masih berusaha keras.
Jika terdapat informasi terbaru, tentunya Dedi akan langsung membagikan hasilnya kepada masyarakat.***