PIKIRAN RAKYAT - Setelah mantan petinggi garuda Peter Gontha buka suara, kini salah satu anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) turut membongkar kerugian Garuda Indonesia.
Salah satu BUMN di bidang penerbangan, Garuda Indonesia, jadi sorotan, usai kabar terancam bangkrut mengemuka.
Seorang anggota III Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Achsanul Qosasi, membongkar kerugian maskapai komersil tersebut.
Menurutnya, Garuda Indonesia saat ini, hanya mengoperasikan 36 dari 142 pesawat yang tersedia.
Baca Juga: Mengenal Sejumlah Aplikasi Remote Access yang Sedang Ramai DIperbincangkan
Walaupun jumlah penumpang sudah meningkat, namun sisanya tetap harus terpaksa terparkir. Pertanyaannya mengapa?
Lessor alias pihak yang menyewakan atau menyediakan jasa leasing, belum mengizinkan sisanya terbang lantaran kendala sewa.
“Krn dr 142 pswt, mayoritas tak diijinkan Lessor utk terbang (sewa belum bayar).
1. Garuda hny mengoperasikan 36 pswt. Walaupun Penumpang sdh banyak, tak bs dimanfaatkan.
Krn dr 142 pswt, mayoritas tak diijinkan Lessor utk terbang (sewa belum bayar).
Rata2 EBITDA s/d Sept minus USD 84 jt/bln. Saat Pemeriksaan 2019, Sewa pesawat yg boros tak sesuai FeetPlan.— Achsanul Qosasi (@AchsanulQosasi) October 31, 2021
Dikutip PortalKalteng dari PikiranRakyat.com Dalam utas cuitannya, Minggu, Achsanul Qosasi lantas membeberkan kerugian dan utang Garuda Indonesia terkini, yang jika dikonversikan mencapai sekira Rp754.113.150.000 sebulan.