Network
PORTALKALTENG - Info Palangka Raya di malam Paskah 16 April 2022, masyarakat kota Palangkaraya memiliki kebiasaan unik yaitu nyekar atau mengunjungi makam orang tercinta.
Tradisi atau kebiasaan ini sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu, umat Kristiani tidak hanya di kota Palangka Raya saja namun hampir di semua wilayak Kalimantan Tengah punya kebiasaan ini.
Warga biasanya sudah mulai ramai mengunjungi makam kerabatnya sejak hari Jumat Agung dan meningkatnya mobilitas warga membuat sejumlah jalan menuju komplek pekuburan Kristen padat merayap.
Seperti pantauan tim portalkalteng pada Sabtu 16 April 2022 di wilayah jalan Tjilik Riwut kilometer 2,5 dan 12 Palangkaraya dimana antrian kendaraan mulai terjadi sejak petang hari.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kota Palangkaraya dan Sekitarnya Minggu 17 April 2022: Siang Hari Hujan Ringan
Dimasa sebelum wabah Covid-19 melanda biasanya warga bahkan sampai bermalam di komplek pekuburan.
Namun sejak wabah Covid-19 melanda beberapa tahun terakhir pemerintah menghimbau agar kebiasaan ini tidak dilakukan.
Pada pantauan situasi di kilometer 12 Jalan Tjilik Riwut mulai padat sejak pukul 16.00 WIB begitu pula suasana komplek pekuburan di kilometer 2,5 yang ramai.
Nampak pula petugas dari kepolisian dan dinas perhubungan mengatur lalu lintas mengingat jalan ini adalah akses luar penghubung kabupaten di wilayah kotawaringin dengan kota Palangkaraya.
Baca Juga: Daniel Caesar Trending di Twitter, Ini Lirik Lagu Streetcar, Seems Like Street Lights Glowing
Sedangkan suasana di komplek pekuburan Nasrani di kilometer 12 sudah mulai ramai sejak siang hari, nampak pula para petugas mengatur kendaraan yang masuk ke komplek pekuburan ini.
Para penjual bunga tabur, lilin bahkan para penjual makanan nampak mulai memadati sekitar lokasi pemakaman mulai dari jalan masuk bahkan hingga ke komplek pemakaman.
Warga yang datang biasanya membersihkan makam dan menabur bunga serta menyalakan lilin di makam kerabat mereka ini.
Jika tahun sebelumnya di malam Paskah banyak tenda didirikan di atas makam sehingga para kerabat bisa bermalam namun dua tahun terakhir ini kebiasaan ini mulai bergeser.
Warga hanya membersihkan makam dan bertahan sebentar sesuai himbauan pemerintah di tengah wabah Covid-19 saat ini.***
