PORTALKALTENG - Wabah Covid 19 belumlah usai sudah disambung dengan bencana banjir, kini ancaman bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga mulai mengancam masyarakat.
Beberapa waktu lalu karhutla sempat terjadi di kabupaten Sukamara dengan lahan terbakar seluas 55,61 hektar, di wilayah Sumatra Selatan tepatnya di kabupaten Ogan Ilir juga terjadi kebakaran lahan seluas 3 hektar. Begitu pula di wilayah Idragiri Hulu provinsi Riau karhutla juga terjadi di lahan seluas 5 hektar
Untukwilayah Kalimatan Tengah saat ini dari pantauan titik hotspot di Kalimantan Tengah oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Palangka Raya yang berdasarkan Satelit Terra, Aqua, SNPP dan NOA, tanggal 13 Oktober 2021 update pukul 00.00 - 23.00 WIB, terpantau ada 41 titik hotspot di beberapa daerah di Kalteng.
41 titik hotspot tersebut berada di wilayah Kabupaten Barito Utara 3 titik, Kapuas 1 titik, Katingan 8 titik, Lamandau 6 titik, Seruyan 2 titik, Kotawaringin Barat 6 titik, Kotawaringin Timur 4 titik. dan yang terbanya ada di Murung Raya 11 titik.
Baca Juga: Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Sukamara seluas 55,61 hektar
"Kita imbau kepada seluruh masyarakat agar dalam membersihkan lahannya jangan sesekali dengan cara dibakar, karena dapat menyebabkan hal-hal yang tidak kita inginkan bisa terjadi," ujar Plt. Kepala Pelaksana BPBPK Prov. Kalteng, Erlin Hardi.
"Meskipun wilayah Kalteng secara umum masih berpotensi turun hujan, namun harus tetap waspada terhadap potensi-potensi yang bisa menimbulkan Karhutla, karena ditinjau dari parameter analisa cuaca, sebagian besar wilayah di Kalteng masuk kategori sangat mudah terbakar," tegasnya.***