"Kami segera menarik dan menyelamatkan 8 orang, namun saat api mulai menyala, orang-orang (di bawah reruntuhan) praktis tidak memiliki kesempatan untuk bertahan hidup karena tidak ada oksigen," tambahnya.
Ledakan itu menghancurkan berbagai kendaraan dan meninggalkan bingkai jendela logam yang robek serta balkon yang menggantung dari fasad bangunan yang berlubang pecahan peluru.
Petugas penyelamat membawa mayat-mayat warga yang tewas keluar melalui jendela dan meletakkannya di tanah, di bawah selimut dan kantong mayat.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, telah mengonfirmasi jumlah korban dan bersumpah bahwa mereka yang memerintahkan dan mengeluarkan serangan mengerikan tersebut akan bertanggung jawab.
Kota Zaporizhzhia berada sekitar 52 km dari pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa yang dikuasai Rusia.
Wilayah itu telah sering ditembaki dalam beberapa pekan terakhir. Sebanyak 18 orang telah menjadi korban dalam serangan sebelumnya.
Baca juga: Ledakan Jembatan Krimea Picu Kepanikan Pendukung Rusia yang Mengungsi Melewati Wilayah Ukraina
Bagian-bagian wilayah Zaporizhzhia, termasuk pembangkit nuklir, telah berada di bawah kendali Rusia sejak hari-hari awal invasi mereka, tetapi kota Zaporizhzhia, ibu kota wilayah tersebut, tetap berada di bawah kendali Ukraina.