PORTALKALTENG - Kontradiktif, Rusia menuntut jejaring sosial Twitter untuk memulihkan akses ke pos Kementerian Luar Negeri berbahasa Inggris yang berisi argumen utama Kementerian Pertahanan Rusia mengenai provokasi di Bucha.
Disisi lain Rusia sudah memblokir akses jejaring sosial Twitter di negaranya bersama Facebook dan berbagai layanan media sosial lainnya.
Tuntutan Kementerian Luar Negeri kepada Twitter ini disampaikan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa 5 April 2022 seperti yang dilansir TASS.
Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa Twitter sebelumnya pada hari Selasa 5 April 2022 menggunakan "tindakan sensor langsung" dengan menyembunyikan di balik "pemberitahuan pelanggaran aturan platform" sebuah posting berbahasa Inggris di akun resmi Kementerian Luar Negeri Rusia.
Tindakan sensor langsung ini dilakukan terhadap argumen utama dari pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia tentang provokasi di komunitas Ukraina Bucha dan hyperlink ke teks lengkap.
"Postingan itu ditandai sebagai 'ofensif' dan akses pengguna ke sana dibatasi secara maksimal. Pembatasan seperti itu diterapkan pada akun terverifikasi Kementerian Luar Negeri untuk pertama kalinya sejak dibuat pada 2011," kata Kementerian Luar Negeri.
Pada awal bulan Maret, Rusia memblokir layanan Instagram, Facebook, hingga Twitter di negaranya sebagai balasan kepada sejumlah media tersebut.
Namun kini malah meminta Twitter memulihkan akses ke publikasi mereka, bahkan mengancam mencap media ini sebagai kaki tangan kekejama rezim Kiev.