Hasil Pembicaraan Rusia dan Ukraina di Istambul Turki : Ukraina Inginkan Jaminan Keamanan dari Banyak Negara

- 29 Maret 2022, 19:31 WIB
Presiden Turki Tayyip Erdogan menyapa negosiator Rusia dan Ukraina, Selasa, 29 Maret 2022.
Presiden Turki Tayyip Erdogan menyapa negosiator Rusia dan Ukraina, Selasa, 29 Maret 2022. /Murat Cetinmuhurdar/Kantor Pers via Reuters

Baca Juga: Wakil ketua komite Duma Klaim Pasukan Komando Tangkap Dua Pelaku dalam Video Penganiayaan Tawanan Rusia

Hal ini disampaikan Kepala Delegasi Ukraina David Arahamiya pada briefing setelah pembicaraan dengan Rusia.

“Isu keamanan di Eropa telah memberikan celah besar, tidak berhasil." ungkap Arahamiya.

"Anda datang dengan tawaran resmi. Saya harus segera mengatakan bahwa kami belum menandatangani apa pun, kami hanya menyampaikan posisi kami sebagai negosiator ke Rusia." jelasnya.

"Tentang sistem baru jaminan keamanan untuk Ukraina. Kami bersikeras bahwa ini adalah kesepakatan yang ditandatangani oleh semua penjamin keamanan yang akan disahkan (parlemen - red.), agar tidak mengulangi kesalahan yang dibuat dalam Memorandum Budapest yang ternyata hanya selembar kertas." tegas Arahamiya.

Baca Juga: Penjaga Pulau Ular Ukraina yang Terkenal Dengan Kalimat Kapal Perang Rusia Pergilah ke Neraka Sudah Kembali

Dalam Memorandum Budapest 1994, Amerika Serikat, Rusia, dan Inggris berkomitmen "untuk menghormati kemerdekaan dan kedaulatan dan perbatasan Ukraina yang ada" dan "untuk menahan diri dari ancaman atau penggunaan kekuatan" terhadap negara tersebut.

Jaminan tersebut memainkan peran kunci dalam membujuk pemerintah Ukraina di Kyiv untuk menyerahkan persenjataan nuklir terbesar ketiga di dunia, yang terdiri dari sekitar 1.900 hulu ledak nuklir strategis.

Namun saat ini Memorandum Budapest 1994 sama sekali tidak diindahkan baik oleh Rusia, Amerika Serikat maupun Inggris.

"Kami ingin ini menjadi mekanisme kerja internasional dengan jaminan keamanan konkret untuk Ukraina, di mana negara-negara penjamin akan serupa dengan Pasal 5 NATO, tetapi lebih ketat, karena ada mekanisme motivasi. Kami mengatakan bahwa konsultasi harus dilakukan dalam waktu tiga hari , bisa berupa agresi, perang hibrida, perang terselubung dalam format apa pun." jelas Arahamiya.

Halaman:

Editor: Patriano Jaya Maleh

Sumber: pravda.ru


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x