Kementerian Pertahanan Inggris Sebut Rusia Targetkan Warga Sipil, Vladimir Putin: Ini Adalah Berita Palsu

9 April 2022, 19:08 WIB
Sisa-sisa rudal dalam insiden di stasiun kereta Kramatorsk /Reuters

PORTALKALTENG - Kementerian Pertahankan Inggris menyebut bahwa Rusia menargetkan warga sipil sehari setelah insiden serangan rudal yang terjadi di stasiun kereta Kramatorsk.

Apalagi diperkirakan terdapat sebanyak empat ribu orang berkumpul di wilayah itu pada saat insiden tersebut terjadi.

Diketahui pula bahwa dalam kereta tersebut terdapat banyak penumpang wanita, anak-anak, dan orang tua.

Menurut laporan dari pihak Ukraina, insiden tersebut menewaskan sedikitnya 52 orang tak bersalah.

Baca Juga: Rusia Sampaikan Banyak Pasukan Bayaran Asing di Mariupol, Batalyon Azov Unggah Footage Pertempuran

"Rusia memfokuskan serangannya di wilayah Donbas Timur, termasuk rudal jelajahnya yang diluncurkan oleh pasukan Angkatan Laut mereka," kata pihak Kementerian Pertahanan Inggris.

Pihak Kementerian Pertahanan Inggris juga menyebut bahwa serangan udara akan terus meningkat di wilayah bagian selatan dan timur Ukraina.

Rusia saat ini sedang berusaha membangun jembatan darat antara Krimea dan Donbas yang dicaplok Moskow pada 2014 silam, namun pasukan Ukraina berhasil menggagalkan kemajuan tersebut.

Pejabat Ukraina juga menyebut bahwa kasus penembakan di wilayah itu telah meningkat pesat hanya dalam kurun waktu beberapa hari.

Baca Juga: Pakar Pertahanan Rusia Sampaikan Tanpa Jet Tempur, Sistem Pertahanan Udara S 300 Ukraina Tidak Akan Maksimal

Selain itu, menurutnya saat ini terdapat lebih banyak pasukan Rusia telah tiba di sana.

"Para penjajah terus mempersiapkan serangan di wilayah timur negara kita untuk membangun kontrol penuh atas wilayah Donetsk dan Luhansk," kata staf umum Angkatan Bersenjata Ukraina.

Presiden Volodymyr Zelensky juga sepakat menyebut serangan di stasiun kereta api Kramatorsk sebagai serangan yang disengaja terhadap warga sipil.

Sementara itu, Rusia membantah bahwa mereka menargetkan warga sipil.
Hal itu telah diutarakan sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi pada 24 Februari 2022 lalu.

Baca Juga: Rusia Berjanji Lindungi Perbatasan dan Perkuat Pertahanan Armenia yang Sedang Berkonflik Dengan Azerbaijan

Adapun terkait insiden Bucha, Rusia menyebut bahwa tuduhan terhadap pasukannya yang telah mengeksekusi warga sipil di Bucha sebagai "pemalsuan mengerikan" yang bertujuan untuk merendahkan tentaranya

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg telah memperingatkan perang bisa berlangsung berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Gedung Putih mengatakan akan mendukung upaya untuk menyelidiki serangan di Kramatorsk, yang menurut Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menunjukkan tenggelamnya pasukan Putin yang hebat.***

Editor: Patriano Jaya Maleh

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler