Terjepit Diantara Dua Sisi Kekuatan MIliter Besar Dunia, Warga Ukraina Lakukan Berbagai Cara Untuk Bertahan

2 Februari 2022, 11:47 WIB
Petinju Oleksandr Usyk bersama pertahanan teritorial Kyiv Ukraina /Tangkapan layar instagram @xcellentmma

PORTALKALTENG - Terjepit diantara negara Barat, NATO dan Rusia dengan alasannya masing -masing membuat masyarakat sipi di Ukraina haru memilih untuk mempertahankan kampung halamannya.

Mulai dari pelatih tenis meja, dokter gigi dan nasionalis yang hanya memiliki sedikit kesamaan kecuali keinginan untuk mempertahankan kampung halaman mereka.

Begitulah situasi di Kharkiv yang hanya berjarak 40 kilometer (25 mil) dari puluhan ribu tentara Rusia yang berkumpul di perbatasan Ukraina.

Kota terbesar kedua di Ukraina adalah salah satu pusat industrinya dan mencakup dua pabrik yang merestorasi tank era Soviet lama atau membangun yang baru.

Baca Juga: Pfizer Minta Anak Dibawah 5 Tahun Divaksin, Bila Diizinkan Pemerintah AS Maka Kemungkinan Dimulai Maret

Ini juga merupakan kota yang sensitif antara penutur bahasa Ukraina dan mereka yang bertahan dengan bahasa Rusia yang mendominasi hingga saat ini.

Antara mereka yang dengan antusias secara sukarela melawan serangan Rusia dan mereka yang hanya ingin menjalani hidup mereka.

Jika Rusia menyerang, beberapa dari 1 juta lebih penduduk Kharkiv mengatakan bahwa mereka siap untuk meninggalkan kehidupan sipil mereka dan melakukan gerilya melawan Rusia.

Mereka berharap banyak orang Ukraina akan melakukan hal yang sama seperti mereka nantinya, seperti yang dilansir APNews Selasa 1 Februari 2022.

Baca Juga: Timnas Indonesia U23 Panggil 29 Pemain untuk Mengikuti Training Camp di Bali selama Satu Minggu

“Kota ini harus dilindungi, Kita perlu melakukan sesuatu, tidak panik dan berlutut. Kami tidak menginginkan ini.”” kata Viktoria Balesina, yang mengajar tenis meja kepada para remaja di kota Kharkiv.

Balesina ingat saat ini ditekan untuk menghadiri demonstrasi pro-Rusia selama gerakan protes yang melanda Ukraina setelah Rusia menyerang pada tahun 2014 - tahun yang benar-benar mengubah hidupnya.

Seorang penutur bahasa Rusia seumur hidup yang lahir dan besar di Kharkiv, dia beralih ke bahasa Ukraina.

Kemudian dia bergabung dengan kelompok yang terdiri dari sekitar selusin wanita yang bertemu setiap minggu di gedung kantor untuk pengajaran pertahanan komunitas.

Baca Juga: Tips Memaksimalkan Search Engine Optimization pada Bisnis Berbasis Penggunaan Internet dan Media Online

Sekarang bahasa Ukrainanya hampir fasih sefasih ia mengisi ulang senapan mesin ringan dengan hampir nyaman.

Ini bukan kehidupan yang dia harapkan pada usia 55tahun, tetapi dia menerimanya seperlunya.

Banyak orang di lingkaran sosialnya bersimpati dengan Rusia, tetapi bukan mereka yang mendorongnya hari ini.

“Saya akan melindungi kota bukan untuk orang-orang itu, tetapi untuk para wanita yang berlatih bersama saya,” katanya.

Baca Juga: Tips Bagi Para Pemula yang Ingin Memulai Bisnis Kecil atau Startup, Mulai dari Modal hingga Karyawan

Di antara kelompoknya adalah Svetlana Putilina, yang suaminya adalah seorang Imam Muslim di militer Ukraina.

Dengan tekad yang kuat dan tidak sedikit pun panik, wanita berusia 50 tahun itu telah mengatur rencana darurat untuk keluarganya dan unitnya.

Pengarturan seperti siapa yang akan membawa anak-anak ke tempat yang aman di luar kota?

Siapa yang akan menemani orang tua dan kakek-nenek lansia ke salah satu dari ratusan tempat perlindungan bom yang dipetakan? hingga bagaimana perlawanan yang dilakukan perempuan?

Baca Juga: 5 Tips Pemasaran saat Ekonomi Anjlok di Masa Pandemi seperti Sekarang ini Bagi Usaha Kecil dan Bisnis Keluarga

“Jika memungkinkan dan pemerintah kami memberikan senjata, kami akan mengambilnya dan mempertahankan kota kami,” kata ibu tiga anak dan nenek tiga anak ini.

Jika tidak, dia setidaknya memiliki salah satu senjata dinas suaminya di rumah, dan dia sekarang tahu cara menggunakannya.

Di tempat lain di Kharkiv, Dr. Oleksandr Dikalo menyeret dua kursi ujian yang berderit ke ruang bawah tanah labirin dan mengisi ulang jerigen kuning dengan air segar.

Klinik gigi umum yang dia kelola berada di lantai dasar sebuah gedung apartemen 16 lantai, dan ruang bawah tanah terdaftar sebagai tempat penampungan darurat bagi ratusan penduduk.

Baca Juga: Perubahan Pola Konsumen Minuman Beralkohol Dimasa Pandemi, Munculnya Jenis Konsumen Peminum Rumahan

Dikalo juga tahu cara menangani senjata, dari hari-harinya sebagai prajurit di Angkatan Darat Soviet ketika dia ditempatkan di Jerman Timur.

Istrinya bekerja sebagai dokter di rumah sakit darurat Kharkiv dan secara teratur merawat tentara Ukraina yang terluka.***

Editor: Patriano Jaya Maleh

Sumber: AP News

Tags

Terkini

Terpopuler