Belum lagi berhamburannya peluncur roket anti tank seperti RPG dengan puluhan variannya hingga Panzerfaust dari Jerman.
Walaupun pesawat, helikopter, tank dan ranpur juga mengalami modifikasi dan upgrade pertahanan namun tidak serta merta mampu mengamankan tentara kedua belah pihak.
Bila mengacu pada klaim Rusia dan Ukraina maka lebih dari 30 ribu orang tewas sepanjang 35 hari "operasi militer khusus" versi Rusia dan "invasi" versi Ukraina ini.
Menilik dari banyakya pesawat dan jet tempur yang tumbang beberapa hari terakhir Ukraina menunding Rusia mengubah pola serangan dengan mengandalkan rudal jarak jauh.
Selain itu menurut klaim Moscow fase pertama "operasi militer khusus" di Ukraina sendiri telah tercapai dan saat ini bergerak ke fase kedua.
Namun melihat dari pergerakan pasukan yang di klaim militer Ukraina sepertinya perang ini masih akan terus berlangsung.
Terbaru Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak menyampaikan kebutuhan militer Ukraina akan persenjataan untuk bertahan.
"Keberhasilan kami tidak hanya bergantung pada moral kami. Kami membutuhkan senjata yang efektif. Senjata berat, artileri, rudal anti-pesawat dan anti-kapal, dll. Sementara itu, kami tidak menghentikan upaya diplomatik kami untuk mengakhiri perang." ujar Andriy Yermak.