PORTALKALTENG – 6 Februari 1819 merupakan hari didirikannya Singapura oleh Sir Thomas Stamford Raffles.
Pada peristiwa 6 Februari 1819 ini juga menandai awal dari Kolonialisme Inggris di Singapura.
Maka tepat pada hari ini, 6 Februari 2022, 203 tahun atau dua abad lebih sudah Singapura didirikan.
Singapura sendiri dikenal sebagai negara yang tidak begitu luas di kawasan Asia Tenggara.
Namun, dikenal pula karena keberhasilannya menjadi sebuah negara maju hanya setelah beberapa dekade seusai memperoleh kemerdekaanya, yang menjadikannya sebagai salah satu negara yang paling disegani di dunia.
Apabila menilik pada masa lalunya, Singapura memiliki perjalanan sejarah yang bermula dari statusnya sebagai pos perdagangan perusahaan.
Maka dari itu, berikut adalah kronologi didirikannya Singapura yang bermula pada 6 Februari 1819, dikutip dari sebuah buku yang berjudul ‘The Statue of Sir Stamford Raffles and His Legacy’ yang diterbitkan oleh IHJR-EuroClio pada Juli 2020.
Pada 6 Februari 1819, seorang bangsawan Inggris, Sir Thomas Stamford Raffless telah menandatangani sebuah perjanjian dengan Temanggong Abdu’r Rahman dan Sultan Hussein Shah dari Johor.
Perjanjian tersebut dibuat untuk memberikan hak kepada Perusahaan Hindia Timur Britania dalam hal pembangunan pabrik dan didirikannya pos perdagangan di Singapura.
Perlu untuk diketahui, bahwa awalnya Singapura hanyalah sebuah desa yang berpenduduk kurang dari dua ratus jiwa.
Dengan ditandatanganinya perjanjian tersebut, Singapura pun memulai perjalanannya sebagai pemukiman Inggris.
Singapura dijadikan sebagai aset penting, mengingat lokasinya yang begitu strategis demi pencegahan monopoli Belanda atas pengaruh komersial.
Baca Juga: Lirik Lagu Mark NCT – Child, Lagu yang Berhasil Puncaki iTunes Song Chart di 14 Negara
Hal tersebut berdampak pada tingginya gelombang imigran yang berusaha mencari peluang untuk mengadu nasib, terutama dari Tiongkok, India, dan kawasan Asia Barat atau Timur Tengah.
Sebagaimana yang telah disebutkan, ketiganya telah memberikan bukti nyata terhadap gambaran majemuknya demografis Singapura pada saat ini serta statusnya yang mumpuni sebagai kawasan perdagangan kosmopolitan di Asia Tenggara.
Seusai kependudukan Jepang di Singapura dari 1942 sampai 1945 , Inggris pun kembali ke Singapura untuk mempersiapkan pemerintahannya sendiri (Singapura dan Malaya).
Perdana Menteri pertama yang terpilih pada tahun 1959 bernama Lee Kuan Yew.
Pada tahun 1963, penggabungan pun terjadi antara Malaya dan Singapura ke dalam Federasi Malaysia.
Namun tidak berlangsung lama, Perdana Menteri Malaysia, Tunku Abdul Rahman, memutuskan untuk mengeluarkan Singapura dari Federasi Malaysia pada tahun 1965.
Keputusan ini dilatarbelakangi oleh konflik terkait kebijakan rasial dari United Malays National Organisation’s (UMNO) yang memihak Melayu dan visi Komunitarian PAP mengenai identitas nasional sebagai prioritas.
Dengan demikian, dimulailah perjalanan kemerdekaan Singapura.***