PORTALKALTENG - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim pernah menyampaikan bahwa kekerasan seksual ini adalah fenomena gunung es yang dasyat.
"77 persen dosen yang disurvey pernah melihat kekerasan seksual di dalam kampusnya sendiri, 67 persen dari kasus tidak dilaporkan" ungkap Mendikbudrisrtek di podcast Deddy Corbuzier beberapa waktu lalu.
Kasus dugaan pelecehan seksual yang sempat viral beberapa bulan lalu di kampus Universitas Sriwijaya (UNSRI) kembali mencuat.
Kali ini beredar video seorang mahasiswi diduga korban pelecehan seksual batal melaksanakan Yudisium karena mendadak namanya hilang dari daftar, yang dijadwalkan digelar pada Jumat, 3 Desember 2021.
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNSRI menduga adanya intervensi dari salah satu pejabat fakultas.
"Salah satu dekan fakultas di kampus kita tercinta, membatalkan yudisium korban secar sepihak," tulis BEM UNSRI dikutip SeputarTangsel.Com dari Instagram @bemkmunsri pada Jumat, 3 Desember 2021.
"Padahal nama korban sudah tertera untuk mengikuti yudisium hari ini," lanjutnya.
Organisasi internal kampus UNSRI itu pun menganggap bahwa tindakan yang dilakukan pihak kampus sebagai bentuk ketidakpedulian terhadap korban.