PORTAL KALTENG - Proyek Satelit Republik Indonesia (SATRIA) merupakan salah satu bentuk upaya Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menuntaskan kekurangan konektivitas pada layanan publik pemerintahan di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) dan Perbatasan.
SATRIA ini merupakan salah satu Proyek KPBU Satelit Multifungsi diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika yang sudah dimasukkan dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) seperti tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Satelit Republik Indonesia (SATRIA) 1 sudah diluncurkan ke angkasa pada Minggu 18 Juni 2023 pukul 05:21 WIB atau hari Minggu pukul 18.21 waktu Florida, Amerika Serikat.
Baca Juga: Hasil Sidang Isbat Idul Adha 2023, Kemenag Tetapkan Awal Dzulhijjah 1444 Hijriyah
SATRIA-1 mengudara meninggalkan bumi menggunakan roket Falcon 9 milik Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX) dari Cape Canaveral Space Force Station, Florida seperti dikutip dari aiun resmi Twitter dan Instagram milik Presiden Jokowi.
"SATRIA-1 adalah satelit multifungsi pertama milik pemerintah dengan kapasitas terbesar di Asia. Satelit ini akan menempati orbit 146°BT tepat di atas Papua," kata Jokowi pada akunnya.
"Peluncuran SATRIA-1 adalah salah satu upaya kita dalam pemerataan pembangunan infrastruktur digital di pusat pelayanan publik di seluruh Indonesia," imbuh Jokowi.
Baca Juga: Ukraina Klaim Rebut Kembali 8 Pemukiman Termasuk Kota Piatykhatky Dari Pendudukan Pasukan Rusia
Operasional SATRIA-1 didukung 1 stasiun bumi atau Gateway, antara lain Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura.