Saat Buya Safii Menolak Tawaran Presiden Jokowi menjadi Wantimpres

- 28 Mei 2022, 09:18 WIB
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Buya Ahmad Syafii Maarif meninggal dunia, Jumat, 27 Mei 2022.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Buya Ahmad Syafii Maarif meninggal dunia, Jumat, 27 Mei 2022. /dok muhammadiyah

PORTALKALTENG – Kehilangan besar atas salah satu tokoh Bangsa Indonesia yang karismatik dan dikenal dengan kesederhanaanya. Membuat bangsa Indonesia bisa belajar dari pengalaman Buya Safii.

Selain pernah memimpin Muhammadiyah menjadi ketua Umumnya ditahun 1998-2005. Buya Safii dikenal sebagai seorang aktivis yang konsern terhadap dunia Pendidikan.

Bernama lengkap Ahmad Syafii Maarif, beliau telah berpulang kehadirat Ilahi pada Jumat 26 Mei 2022 yang lalu.

Tokoh Muhammadiyah ini semasa hidupnya selalu mencurahkan perhatiannya pada perkembangan organisasi Muhammadiyah.

Baca Juga: Syafii Maarif Tokoh Muhammadiyah Meninggal Dunia

Sosoknya yang pemikir, menjadikan pemikirannya sering dijadikan bahan masukan para pemimpin bangsa kala membuat kebijakan.

Ia dekat dengan berbagai kalangan. Sosoknya lantang dalam menyampaikan pemikirannya, bahkan untuk melawan pemikiran sebagian umat yang menurutnya menyalahi aturan.

Ia bahkan tak gentar saat mendapatkan tekanan dan hinaan tatkala menyuarakan pikirannya yang tidak sejalan. Terakhir adalah terkait Pemilihan presiden.

Saat segelintir orang membawa isu agama dalam pemilihan Presiden yang lalu, Ia lantang menyuarakan apa yang ia anggap benar.

Keberanian dan keteguhan hatinya membawanya tetap dikenal sebagai sosok pemberani yang konsisten menyuarakan kebenaran yang ia anut.

Pria yang akrab dengan Presiden Jokowi ini sempat mendapatkan tawaran untuk menjadi bagian sebagai penasihat presiden.

Tepatnya pada awal januari 2015, saat Jokowi baru beberapa bulan memimpin Kabinet. Buya Safii pernah ditawari jabatan sebagai Dewan Pertimbangan Presiden. (Wantimpres).

Tawaran elit yang datang dari Presiden melalui Sekertaris Negara tersebut ditolak oleh Buya, ia menyatakan ketidakbersediaannya saat dihubungi melalui sambungan telpon.

Keinginannya untuk selalu memberikan sumbangan pemikiran dan mencegah polemic akhirnya membawanya pada kesempatan menerima tawaran sebagai Tim Independen pencari fakta untuk penyelesaian perselisihan KPK dan POLRI.

Baca Juga: Buya Syafii Maarif Mantan Ketum Muhammadiyah Meninggal Dunia, Kapolri : Indonesia Kehilangan Tokoh Bangsa

Tim yang dibentuk oleh Presiden ini terkait penetapan tersangka calon Kapolri Komjen Budi Gunawan. Presiden menginginkan agar Tim Independen yang dibentuk mampu meminimalisir konflik antar kedua Lembaga penegak hukum yang ada.

Pada tahun 2017 Buya Safii menjabat sebagai anggota UKP PIP yang kemudian berganti nama menjadi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan mengakhiri jabatannya pada 28 Februari 2018.

Keberaniannya dalam menegakan kebenaran yang universal dan kesederhanaannya menjadikannya pribadi yang tak lekang oleh waktu.

Bahkan hingga sepeninggalnya pun, ia masih dikenal sebagai salah satu tokoh bangsa yang aktif dalam memperhatikan bangsanya.

Tokoh Muhamadiyah ini meninggalkan kesan duka yang mendalam bagi organisasi yang selalu menjadi perhatian sejak awal karirnya.

Selamat jalan Buya, selamat jalan orang baik. Semoga jejakmu akan menumbuhkan Safii-safii baru.***

Editor: Allans Yodya Wiratama

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x