Hadapi Dampak La Nina, Kementan Telah Siapkan Bebagai Rencana untuk Mengatasi Dampak Tersebut

- 23 November 2021, 15:18 WIB
Kementan Sigap Tangani Sub Sektor Perkebunan Hadapi Fenomena La Nina
Kementan Sigap Tangani Sub Sektor Perkebunan Hadapi Fenomena La Nina /Kementan

PORTALKALTENG - Curah hujan dengan intensitas tinggi dan terus menerus ser bencana alam yang dipicu oleh La Nina akan sangat berdampak pada keberlangsungan pertanian termasuk perkebunan.

Berdasarkan Press Release Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada bulan Oktober yang lalu, menyebutkan prediksi puncak musim hujan di Indonesia diperkirakan terjadi pada Januari hingga Februari 2022.

Menyikapi prediksi dari BMKG tersebut Kementerian Pertanian sigap, dan segera melakukan penanganan bagi komoditas pertanian termasuk sub sektor perkebunan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, meminta seluruh jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) agar meningkatkan kewaspadaan terhadap peningkatan curah hujan di akhir tahun 2021 hingga awal tahun 2022.

Baca Juga: Pengeringan Bukan Lagi Kendala Bagi Petani Bawang Putih di Musim Hujan, ada Instore Dryer Solusinya

Ia juga meminta untuk segera melakukan peringatan atau upaya penanganan untuk seluruh komoditas pertanian, agar stok ketersediaan pangan termasuk komoditas perkebunan tetap aman, terjaga dan tersedia.

Sesuai arahan Mentan, Ditjen Perkebunan (Ditjenbun) terus berupaya melakukan langkah-langkah penanganan atau pencegahan pada sub sektor perkebunan dalam mengantipasi Fenomena La Nina.

“Secara umum komoditas perkebunan ditanam pada daerah-daerah lahan kering dan ditanam pada areal dataran tinggi, serta memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan tanaman pangan maupun hortikultura, dimana kondisi tanaman perkebunan lebih kuat. Sehingga apabila terjadi bencana alam akibat fenomena La Nina, seperti banjir, angin puting beliung, tanah longsor, banjir bandang dan serangan OPT tidak berdampak secara signifikan terhadap tanaman perkebunan, namun akan berpengaruh terhadap produksi,” jelas Ardi Praptono, Direktur Perlindungan Perkebunan.

Baca Juga: Food Estate Holtikultura di Desa Lamuk Wonosobo Gunakan Inovasi Teknologi Balitbangtan Berbasis Internet

Halaman:

Editor: Patriano Jaya Maleh

Sumber: Kementan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x