PORTAKALTENG - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan pemantauan udara kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas dan Melawi yang melintasi wilayah provinsi Kalimantan Barat, beberapa waktu lalu.
Dari hasil pemantauan BNPB dari udara tersebut, tim menemukan adanya kerusakan lingkungan maupun bentang alam yang masif di beberapa titik tak jauh dari bantaran sungai.
Kerusakan bentang alam ini diduga menjadi faktor yang membuat berkurangnya daya dukung dan daya tampung air di wilayah tersebut.
Sehingga memicu banjir besar di beberapa lokasi seperti Kabupaten Melawi, Kabupaten Sintang, Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sekadau di Kalimantan Barat, sejak satu bulan terakhir.
Presiden Joko Widodo juga telah mengatakan, kerusakan daerah tangkapan air di sepanjang kawasan aliran sungai telah terjadi cukup lama.
Akibatnya, fungsi daerah resapan air menjadi berkurang signifikan sehingga ketika hujan turun, debit sungai meningkat dan meluap hingga membanjiri empat Kabupaten di Kalimantan Barat
Selain itu Presiden juga mengatakan bahwa segala aktivitas yang berpotensi merusak lingkungan dan bentang alam yang ada di daerah itu harus dihentikan.
Sebab, Presiden meyakini bahwa masalah utama penyebab bencana banjir di Kalimantan Barat bermula dari situ.
"Itu karena kerusakan daerah tangkapan hujan yang sudah berpuluh-puluh tahun. Ya itu yang harus kita hentikan karena masalahnya ada di situ," ujar Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.
Sebagai upaya rehabilitasi dan pemulihan daerah tangkapan hujan di sekitar Sungai Kapuas, Presiden mengatakan bahwa pemerintah akan fokus melakukan perbaikan lingkungan di daerah itu dan dimulai tahun depan. Presiden menginginkan agar daerah tangkapan hujan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
"Sehingga ada penghijauan kembali di daerah-daerah hulu, di daerah-daerah tangkapan hujan. Kita perbaiki karena memang kerusakannya ada di situ," kata Presiden Joko Widodo.***