Survei : Harga Tinggi Menjadi Faktor Utama Masyarakat Indonesia Enggan Beralih ke Moda Transportasi Listrik

- 8 November 2021, 19:28 WIB
Mobil listrik Tesla yang kehabisan baterai./
Mobil listrik Tesla yang kehabisan baterai./ /The Sun/Reddit

PORTALKALTENG - Berdasarkan riset yang dilakukan lembaga bernama Milieu Insight tentang bagaimana minat dan ekosistem mobil listrik di wilayah Asia Tenggara, menyebutkan bila mobil listrik belum diminati di Indonesia.

Dari survei tersebut, ternyata masyarakat Indonesia bisa terbilang masih belum menyambut baik hadir mobi listrik.

Hal tersebut dibuktikan dari rendahnya keinginan mereka untuk membeli mobil listrik dalam waktu dekat ini.

Untuk data dari survei tersebut, Milieu Insight mengambil data dari 1.000 masyarakat di 6 negara yang berada di Asia Tenggara.

Baca Juga: Setelah Google dan LinkedIn Menutup Layanannya di CIna, kini Satu Lagi Perusahaan Teknologi Mundur dari Cina

Setidaknya 6 ribu orang mengikuti survei yang dilakukan oleh Mileu Insight ini menunjukan hanya ada 47 persen masyarakat yang ingin membeli mobil listrik ini di masa depan.

Untuk data dari survei tersebut, Milieu Insight mengambil data dari 1.000 masyarakat di 6 negara yang berada di Asia Tenggara.

Meskipun begitu, masyarakat Indonesia tak menutup kemungkinan ingin beralih kepada mobil listrik.

Studi tersebut menunjukkan 31 persen masyarakat Indonesia siap beralih ke mobil listrik jika kemampuan dari kendaraan masa depan tersebut bisa sama/lebih baik dari mobil bertenaga bensin.

Baca Juga: PDAM Kapuas Tidak Mampu Bayar Tunggakan Gajih Sekaligus Namun Bertahap? ada apa?

Angka tersebut lebih rendah daripada Thailand dan Singapura yang mencapai 56 persen. Artinya lebih dari setengah masyarakat ingin membeli mobil listrik.

Dalam survei ini juga dijelaskan alasan mengapa masyarakat tak mau membeli mobil listrik tersebut.

Alasan paling utama dari masyarakat Indonesia ialah masih tingginya harga mobil listrik yang dijual saat ini (47 persen).

Selain itu, alasan-alasan lainnya meliputi sedikitnya Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) (42 persen), pengecasan tenaga yang lebih lama daripada mobil bensin (34 persen), dan takut kehabisan baterai ketika masih di jalan (34 persen).

Baca Juga: Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto sampaikan PPKM luar Jawa Bali Kembali Diperpanjang hingga 22 November

Terkait survey ini, Anggota Dewan Asosiasi Energi Berkelanjutan Singapura Dr Sanjay Kuttan menyatakan lebih baik masyarakat tak terlalu melihat biaya yang dikelukarkan ketika membeli mobil listrik.

"Membeli kendaraan listrik (EV) bukan didasarkan pada 'biaya saat pembelian' tapi lebih ke arah 'total biaya kepemilikan'.

"Di balik aksesibilitas infrastruktur dan kualitas elektron dari mesinnya, ada penghematan yang signifikan ketika mempertimbangkan biaya perawatan dan biaya energi per km perjalanan," ujar Sanjay menjelaskan.**

Artikel ini telah tayang di pikiranrakyat.com dengan judul Survey : Masyarakat Indonesia Belum Minati Mobil Listrik

Editor: Patriano Jaya Maleh

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah