Orang yang baik keislamannya tentu akan menyibukkan diri dengan hal yang bermanfaat bagi dirinya dan sekitarnya, dibanding melakukan perbuatan buruk dan maksiat.
Selain itu juga meninggalkan perbuatan-perbuatan yang sepantasnya ditinggalkan, seperti perkara-perkara makruh, atau hal-hal mubah yang berlebihan dan tidak ada maslahat di dalamnya.
Maka, barang siapa yang tidak meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat bagi dirinya, maka dia adalah orang yang buruk keislamannya.
Perbuatan yang tidak bermanfaat bagi dirinya meliputi perkataan dan perbuatan yang dilarang, baik yang hukumnya haram atau makruh.***