Naskah Khutbah Jumat 18 Februari 2022 dengan Tema Empat Akses Pintu Zina, Berikut Selengkapnya

- 18 Februari 2022, 10:32 WIB
Ilustrasi khutbah Jumat.
Ilustrasi khutbah Jumat. /PIXABAY/Yanns

Sebaliknya, jika dia tidak mampu mengendalikan pikirannya, maka nafsulah yang bakal mengendalikannya. Maka siapa yang mengangap remeh hal ini, ia dipastikan akan terseret dalam kebinasaan meski tanpa dia sadari. Pikiran itu akan terus melintas dalam benak dan hatinya, hingga kahirnya dia akan menjadi angan-angan tanpa makna (palsu).

Kaum Muslimin Jama'ah Juma'at yang dirahmati Allah

Angan-angan adalah suatu yang sangat berbahaya bagi manusia. Dia lahir dari sikap ketidakmampuan sekaligus kemalasan, dan melahirkan sikap lalai yang selanjutnya penderitaan dan penyesalan. Ia hanya mendapatkan realita yang diinginkannya sebagai pelampiasannya. Semua itu sedikitpun tidak akan membawa manfaat sama sekali bagi mereka.

Kaum Muslimin Jama'ah Juma'at yang dirahmati Allah

Orang yang paling jelek cita-citanya dan paling hina adalah orang yang merasa puas dengan dengan angan-angannya. Dia selalu berpegang dengan angan-angannya dan merasa bangga dan senang dengannya.

Allah mengingatkan, angan-angan adalah modal orang yang akan menuju kehancuran, serta makanan pokok bagi orang yang jiwanya kosong yang bisa merasa puas dengan gambaran dan hayalan serta angan-angan palsu.

Kaum Muslimin Jama'ah Juma'at yang dirahmati Allah

Ketiga, adalah al-lafazhat yaitu ungkapan kata-kata. Dalam hadis riwayat imam At-Turmudzi, Rasulullah pernah ditanya tentang hal yang paling banyak memasukan manusia kedalam neraka, maka beliau menjawab mulut dan kemaluan.

Bahkan Muaz bin Jabal perbuatanya kepada Rasulullah, “ Ya Rasul apakah kita akan disiksa karena perkataan kita”, maka Rasulullah menegur Muaz; “bagaimana engkau ini wahai Ibnu Jabal,” manusia tidak akan dimasukan ke mereka kecuali karena apa yang dihasilkan oleh lisannya.

Cara menjaga al-lafazhat dengan mencegah keluarnya kata-kata atau ucapan dari yang tidak bermanfaat atau tidak bernilai. Misalnya dengan tidak berbicara kecuali dalam hal yang diharapkan bisa memberikan keuntungan dan tambahan menyangkut masalah keagamaan. Bila ingin berbicara hendaklah berfikir tentang adanya manfaat dan keuntungan dari yang diucapkan. Jika dia mampu melakukanny, maka akan mendatangkan keselamatan baginya. Seperti yang disabdakan Rasulullah :

Halaman:

Editor: Febbri Yanto Susanto

Sumber: Suara Muhammadiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah