PORTALKALTENG - Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan adab saat makan dan minum sesuai sunnah yang diajarkan Rasullah SAW.
Makan dan minum merupakan sebuah rutinitas yang dilakukan setiap manusia untuk dapat melanjutkan aktifitas sehari-hari.
Bagi muslim adab makan dan minum telah diajarkan Rasulullah SAW mengenai adab-adab yang harus dilakukan. Berikut ini adab makan dan minum sesuai sunnah Rasulullah SAW yang dijelaskan Ustadz Khalid Basalamah.
Baca Juga: Ketahuilah Ini Perbedaan Bencana dan Musibah dan Apa Penyebabnya Menurut Ustadz Khalid Basalamah
Pertama, saat memulai makan dan minum seseorang muslim adalah memakan dan meminum yang halal, yang syubhat pun tidak boleh.
Yang dimaksud dengan Syubhat adalah diragukannya kehalalan dan keharaman makanan atau minuman itu.
Kedua, harus membaca Basmallah, dan menurut Ustadz Khalid Basalamah membaca Basmallah harus dikeluarkan suaranya walaupun dalam keadaan sendiri.
"Yang harus dilakukan seorang muslim ketika mulai makan dan minum adalah membaca Basmallah, dimana membaca nya harus dengan bersuara, sering terjadi dikarenakan laparnya, hausnya, atau lezatnya suatu makanan atau minuman kita main ambil saja dan kadang-kadang dikelabui oleh syaiton agar makanan atau minuman yang kita makan dan minum itu hilang berkahnya dengan tidak membaca Basmallah," jelas Ustadz Khalid Basalamah dalam tausyiah nya yang dikutip Portalkalteng.com dari laman Youtube Islam Terkini.
Baca Juga: WAJIB DIAMALKAN: 3 Baca Selepas Salat, Ini Doa Memohon Keselamatan, Rezeki dan Ampunan
Rasulullah SAW dalam sabdanya dari hadist yang shahih, membaca Bassmallah sebelum makan atau minum, maka syaiton disebelah kita akan mengecil seperti lalat, dalam hal ini syaiton tidak bisa lagi punya pengaruh untuk menggoda kita, hal ini hanya dengan membaca Bassmallah.
Bahkan dijelaskan pula oleh Ustadz Khalid Basalamah, dengan membaca Bassmallah ketika kita melakukan apapun selama itu kebaikan maka akan mendatangkan keberkahan.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya:
"Semua perkara yang tidak dimulai dengan membaca Bismillahirrahmannirrahiim maka terputus dari rahmat Allah SWT."
Ketiga, makan dan minum dengan tangan kanan. Hal ini tidak boleh dialihkan, khusus makan dan minum kata Ulama tidak ada toleransi, kecuali bagi seseorang yang memiliki halangan yang benar-benar tidak memungkinkan untuk menggunakan tangan kanan untuk makan dan minum.
Keempat, tidak menyelesaikan dengan satu kali suapan, kecuali dengan makanan yang berukuran kecil.
Ustadz Khalid Basalamah dalam tausyiahnya menyampaikan.
"Rasulullah SAW itu kalau minum mengganjilkannya, misalnya pada saat minum Rasulullah membaca Bassmallah kemudian minum kemudian setelah minum mengucapkan Alhamdulillah. Rasullah minum selalu dengan tegukan yang terhitung ganjil misalnya tiga tegukan, lima tegukan atau seterusnya."
"Jadi mencari pahala dari suatu perbuatan kecil, jangan kalian kalian minum seperti unta, unta itu kalau minum dari awal hingga habis tidak berhenti-henti," terang Ustadz Khalid Basalamah yang dikutip Portalkalteng.com dari sumber yang sama.
Baca Juga: Sering Diabaikan, Inilah Hukum Larangan Jual Beli di Masjid
Kelima, ketika makan dan minum hendaknya tidak menghembuskan nafas atau bernafas pada saat mengunyah atau meminum sesuatu makanan atau minuman.
"Tidak menghembuskan nafas dan bernafas saat mengunyah makanan atau meminum suatu minuman, jadi misalnya kita minum, membaca Bassmallah dan mulai minum maka hendaknya nafas ditahan, ketika sudah ditelan atau diteguk maka silahkan hembuskan nafas. Itu sunnah Rasulullah SAW" ucap Ustadz Khalid Basalamah dalam tausyiahnya.
Keenam, memakan sesuatu yang dihidangkan didepan, dalam penjelasannya Ustadz Khalid Basalamah mengatakan pendapat sebagian Ulama mengatakan selama hidangan tersebut masih dalam satu meja, cukup ambillah makanan atau minuman yang dapat kita jangkau.
Baca Juga: Jangan Ucapkan!!! Dua Ucapan Ini Cepat Mendatangkan Azab Dari Allah SWT
Hal ini terkait dengan norma kesopanan karena kalau kita mondar-mandir untuk mengambil makanan atau minuman tentu, hal ini juga bermaksud agar orang tidak menilai kita negatif.
Adab yang keenam ini tidak termasuk pada hidangan yang prasmanan, adab yang dimaksud adalah untuk hidangan yang diletakkan disuatu meja atau umumnya untuk orang yang bertamu.***