Tragedi Bentrok Polisi dan Warga di Seruyan, Ini Kata Kapolda Kalimantan Tengah

- 9 Oktober 2023, 09:49 WIB
Ilustrasi bentrokan atau tawuran.
Ilustrasi bentrokan atau tawuran. /Pixabay/Fajrul_Falah/

PORTAL KALTENG - Konflik antar warga dan pihak kepolisian pecah di wilayah perkebunan sawit PT Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP) di Desa Bangkal Kecamatan Seruyan Raya Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah.

Atas kejadian tersebut dilaporkan satu orang warga tewas dan satu lainnya kritis dan harus mendapatkan perawatan intensif. 

Mengenai hal itu, Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Pol. Erlan Munaji menyampaikan bahwa bentrokan itu terjadi antara masyarakat sekitar perkebunan dengan personel gabungan TNI dan Polri yang beberapa pekan bertugas untuk mengamankan PT Hamparan Masawit Bangun Persada.

Baca Juga: Korban Serangan Hamas Tembus 700 Orang, Pertempuran Israel Defense Force dengan Hamas terus Berlangsung

Personel gabungan yang ditempatkan pada area perkebunan tersebut bertujuan untuk memastikan keamanan dan situasi agar masyarakat dapat melakukan aktifitas seperti biasanya.

Melansir dari Pikiran Rakyat dari artikel yang berjudul "Duduk Perkara Bentrok Polisi dan Warga di Kebun Sawit Seruyan Kalteng, 1 Orang Tewas Tertembak," oleh Yudianto Nugraha.

Erlan menuturkan, sebelum terjadi bentrokan, masyarakat dan perusahaan telah melakukan mediasi dan melakukan kesepakatan. Proses kesepakatan pun mulai berjalan untuk merealisasikan hal tersebut.

Akan tetapi, kata Erlan, ada oknum masyarakat yang tak terima dengan kesepakatan tersebut, yang kemudian kembali memunculkan permasalahan. Menurut Erlan, para oknum warga itu mencoba menggelar panen massal di wilayah Pos 3 dan Pos 9 perusahaan tersebut.

Baca Juga: Hasil Laga Persita Tanggerang vs Persik Kediri : Skuad Macan Putih Berhasil Come Back di Babak Kedua

Aparat gabungan di lokasi lantas mengamankan aksi warga tersebut. Polisi dan TNI mengajak masyarakat untuk tidak melakukan panen massal. Namun, tutur Erlan, warga tetap bersikeras dan melakukan perlawanan dengan cara melempar batu, katapel, egreg, bom molotov, dan lainnya.

Dari aksi anarkis warga itu, Erlan menyebut ada sekitar 20 orang diamankan, termasuk mereka yang membawa senjata. Informasi lainnya, dari 20 orang tersebut ada sekitar 5 warga yang kedapatan positif narkoba.

Kabar satu warga tewas tertembak

Disinggung soal kabar adanya satu warga tewas dan korban luka akibat luka tembak, Erlan mengaku belum bisa membenarkan informasi tersebut. Pihaknya tengah mendalami informasi tersebut dengan melakukan pengecekan di rumah sakit.

"Terkait kabar adanya korban meninggal dunia, kami sedang melakukan pengecekan di rumah sakit, apakah itu betul ada yang meninggal dan luka. Apabila nanti ada korban meninggal maupun luka, maka kita akan melakukan proses penyelidikan," ucap Erlan, di Sampit, Sabtu, 7 Oktober 2023, dikutip Portal Kalteng dari Pikiran-Rakyat yang bersumber dari Antara.

Baca Juga: Pj Wali Kota Palangkaraya Keluarkan Surat Edaran Perpanjangan Pembelajaran Jarak Jauh Hingga 14 Oktober

Menurut Erlan, personel gabungan yang ditugaskan di lapangan tidak dibekali peluru tajam. Mereka hanya dibekali gas air mata, peluru hampa, dan peluru karet.

"Tapi apabila nanti terbukti ada oknum personel anggota yang melakukan penembakan dengan senjata berpeluru tajam, kami akan melakukan investigasi lebih lanjut dalam proses penyelidikan. Kita tunggu hasil investigasi internal dan komparatif dari pihak rumah sakit," ucap Erlan.

Lebih lanjut, Erlan menyampaikan situasi di Seruyan mulai kondusif meski masih ada 50 sampai 60 orang warga masih bertahan di lokasi kejadian.***(Yudianto Nugraha/Pikiran Rakyat)

Editor: Febbri Yanto Susanto

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x