Melalui Siaran Radio, Promkes RSUD Kapuas Peringati Hari Tuberkulosis (TB) Sedunia 2022

25 Maret 2022, 18:52 WIB
Potret Tim Promkes RSUD Kapuas bersama Penyiar Radio Siaran Pemerintah Pemda di Frekuensi 91,4, Jalan Panjaitan Kuala Kapuas. /Instagram.com/@diskominfokapuas / /

PORTALKALTENG - RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas peringati Hari Tuberkulosis (TB) sedunia pada 24 Maret 2022 melalui Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) setempat.

Sebagai instansi penyedia layanan kesehatan terbesar di Kabupaten Kapuas, pihak Promkes RSUD Kapuas berkesempatan meperingati Hari TB sedunia kali ini melalui siaran radio yang mengudara di frekuensi 91,4 FM tersebut.

Pembahasan mengenai Hari TB sedunia dengan konteks Tuberkulosis disampaikan oleh narasumber dr. Erny Indrawati bersama Pengelola Promkes RSUD Kapuas, Popo Subroto, SKM dengan tujuan berupa edukasi dan penyampaian informasi.

Baca Juga: Prediksi Ghana vs Nigeria, Head To Head dan Jadwal Tayang Live Streaming

Tak lupa juga, tema peringatan Hari TB sedunia 2022 juga turut disampaikan, yaitu 'Berinvestasi Untuk Mengakhiri TB'.

Adapun tanggal 24 Maret dijadikan sebagai Hari Tuberkulosis sedunia berawal dari sejarah Dr. Robert Koch yang menemukam kuman penyebab penyakit TBC tersebut pada 24 Maret 1882.

Maka dari itu, pada 24 Maret 2022, genap 40 tahun sudah sejak Hari TB Sedunia diperingati oleh WHO pada 1982 sebagai 100 tahun penemuan Dr. Robert Koch.

Berdasarkan penjelasan dari dr. Erny, tindak untuk meningkatkan kesadaran akan mematikannya penyakit TB yang menular ini tepat dilakukan pada peringatan hari TB sedunia sebagai momentum yang tepat.

Baca Juga: Prediksi Kongo vs Maroko, Head To Head dan Jadwal Tayang Live Streaming

Diketahui terdapat setidaknya lebih dari 4.100 jiwa direnggut dari hampir 28.000 penderita dalam setiap harinya.

Tidak hanya dapat mengancam nyawa, penyakit TB juga dapat memberikan pengaruh buruk terhadap ekonomi suatu keluarga.

Namun, sejatinya walaupun bersifat sangat menular, penyakit TB sejatinya dapat dicegah.

'Upaya seluruh dunia untuk memerangi TB sejak tahun 2000 telah menyelamatkan 66 juta jiwa, namun pandemi Covid-19 telah menghancurkan upaya yang telah dilakukan selama bertahun-tahun untuk mengakhiri TB. Dikatakan oleh WHO, untuk pertama kalinya dalam kurun waktu satu dekade, kematian akibat TB meningkat kembali pada tahun 2020,' terang dr. Erny.

Baca Juga: Ukraina Sampaikan Pembaharuan Data, Kremlin Update Keberhasilan Pasukan Penjaga Perdamaian Rusia

Penyebaran infeksi TB sendiri dapat diakibatkan oleh kontak langsung dengan penderitanya.

Bahkan penularannya tidak hanya dapat menjangkiti sesama orang dewasa melainkan anak-anak juga memiliki risiko untuk terinfeksi hingga ke tingkat yang berat.

Maka dari itu, sebaiknya penderita TB diisolasi untuk agar tidak mengalami kontak dengan orang-orang di sekitarya, terlebih pada anak-anak.

Baca Juga: Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia: Jepang Bungkam Australia, Arab Saudi Ditahan Imbang China

Kondisi badan yang lesu menjadi gejala utama pada penyakit TB yang diderita anak-anak.

Ada juga terdapat gejala lainnya berupa penurunan berat badan hingga demam berulang yang berlangsung selama lebih dari dua minggu yang disertai dengan batuk berdahak.

Gejala-gejala yang telah disebutkan harus segera ditindaklanjuti dengan pemeriksaan sampel dahak secara mikroskopis untuk mendetiksi BTA positif yang menjadi tanda sebagai sumber penular.

Baca Juga: Cek Fakta, Cerita dibalik Foto Gadis Kecil Ukraina dengan Shotgun dan Permen Lolipop nya

Paru-paru menjadi organ utama yang diserang oleh penyakit TB, walaupun terdapat kemungkinan sebesar 20 hingga 30 persen untuk menyerang organ lain pada anak-anak.

Sedangkan untuk anak-anak dengan usia 3 tahun dengan kondisi malnutrisi dan bayi memiliki risiko tertinggi apabila terserang penyakit TB.

Kebutaan, tuli, kelumpuhan, hingga kematian dapat menjadi akibat yang ditimbulkan oleh TB yang diderita oleh bayi.

Prosedur pengobatan untuk para penderitanya adalah wajib menjalani selama 6 bulan lamanya untuk mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter.

Tidak ada perbedaan dalam hal pengobatan pada penderita dewasa dan anak-anak, hanya saja dosis obat yang membedakan karena akan diresepkan berdasarkan berat badan penderita.

Baca Juga: Jadwal Acara TRANS TV Sabtu, 26 Maret 2022: Saksikan Taylor James dalam Film Samson Malam Ini

Sang dokter pun menambahkan, bahwa kesembuhan bukan tidak mungkin untuk terjadi apabila sang penderita konsisten untuk menjalani pengobatan dan meminum obat secara teratur sesuai dengan anjuran.

Secara bertahap, tubuh akan mengalami peningkatan dalam hal gejala, nafsu makan, dan berat badan.

Meski telah merasakan terdapat beberapa pemulihan, pengobatan tidak boleh dihentikan begitu saja, karena apabila dijalani sampai tuntas, maka kesembuhan total akan menanti.

Baca Juga: Lirik dan terjemahan lagu Favorite Girl dari Justin Bieber, You’re Who I’m Thinking Of

Pihaknya juga menambahkan bahwa sesuai dengan tema peringatan TB tahun ini, untuk mengakhiri TB di seluruh dunia, dibutuhkan investasi dari sumber daya manusia dan segi keuangan juga.

Jutaan nyawa akan dapat diselamatkan, terlebih di masa pandemi Covid-19 ini, dengan adanya sumber daya manusia serta keuangan yang memadai sebagai faktor peebdukung untuk mengakhiri TB.***

Editor: Jeki Purwanto

Sumber: kip kapuaskab go id

Tags

Terkini

Terpopuler