WALHI Angkat Bicara Soal Oknum Aparat Bagi-bagi Uang Demi Muluskan Aktivitas PETI

- 7 Januari 2024, 15:23 WIB
Foto: Puluhan lanting jeck terlihat standby di sungai Kapuas desa Nanga Biang Kecamatan Kapuas untuk segera beroperasi, Jumat 5 Januari 2024.
Foto: Puluhan lanting jeck terlihat standby di sungai Kapuas desa Nanga Biang Kecamatan Kapuas untuk segera beroperasi, Jumat 5 Januari 2024. /Istimewa

PORTAL KALTENG - Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia hanya jadi catatan dalam statistik semata. Namun, tidak menjadi perhatian serius pemerintah untuk membenahi dan menjauhkannya dari aktivitas perusakan selama ini.

"Faktanya, praktik penambangan dari tambang emas rakyat hingga oleh perusahaan beroperasi di sekitar bentang sungai yang menjadi urat nadi kehidupan warga lintas kabupaten di Kalimantan Barat ini," Kata Kepala divisi kajian dan kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Kalimantan Barat Hendrikus Adam melalui rilisnya yang diterima wartawan, Sabtu 6 Januari 2024.

Bahkan, lanjut Adam, air sungai kapus kerap meluap dengan terjadinya bencana ekologis banjir yang berdampak luas pada berbagai aspek sekaligus menjadi ancaman bagi keselamatan rakyat.

Baca Juga: Pemerintah Buka Rekrutmen 2,3 Juta Formasi CASN pada Tahun 2024

"Adanya dugaan oknum yang membagi-bagi uang kepada warga sekitar dengan maksud memuluskan aktivitas penambangan oleh perusahaan di daerah Nanga Biang dan sekitarnya di Kabupaten Sanggau semakin menguatkan bahwa institusi penegak hukum dan pemerintah daerah setempat tidak lagi diperhitungkan oleh pihak pemodal maupun penambang,“ ujarnya.

Dijelaskannya, terus maraknya praktik eksploitatif melalui aktivitas penambangan yang illegal di mata hukum tersebut menjadi pertaruhan serius keberadaan pucuk pimpinan penegak hukum di Kalimantan Barat.  Semakin maraknya aktivitas perusakan melalui aktivitas penambangan emas oleh para penambang mengonfirmasi bahwa kinerja Kapolda Kalimantan Barat melalui petugas di daerah tampak lemah.

"Pernyataan tegas diawal menjabat akan menindak aktivitas illegal kini seolah tinggal kenangan," ungkapnya.

Baca Juga: Pangdam Tanjungpura Hadiri Perayaan Natal Oikumene 2023 Provinsi Kalbar

Akumulasi dampak serius dari aktivitas penambangan emas di bantaran hingga badan sungai kapuas, menurut Adam, bukan hanya menyebabkan terus rusak dan tercemarnya sungai, tetapi juga mengancam kesehatan maupun keselamatan warga sekitar. Demikian juga keberadaan biota sungai.  Sementara pada warga urban di ibukota provinsi yang menggunakan air PDAM bersumber dari Sungai Kapuas, maka jelas sangat rentan dan berbahaya.

Halaman:

Editor: Muhammad Rokib


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x