Network
PORTAL KALTENG - Ukraina meningkatkan kewaspadaannya jelang peringatan 1 tahun operasi militer khusus Rusia.
Berkaca pada pergerakan militer Rusia diprediksi serangan rudal akan kembali terjadi di Ukraina pada 23 atau 24 Februari.
Selain itu objek seperti balon pemantau cuaca kerap muncul dan diduga untuk memprediksi lokasi sistem pertahanan udara Ukraina.
Baca Juga: Kemendagri Uji Coba E KTP Digital, Aplikasi id di Playstore dapat Rating 3 dan Beragam Komentar
Namun hal ini tentu sudah dianalisis dan diprediksi oleh militer Ukraina dan sekutunya
Oleh sebab itu sistem pertahanan udara menjadi salah satu hal mendesak untuk mennangkis seranga rudal Rusia.
Selain itu untuk bertahan dari serangan darat tentunya kendaraan tempur (ranpur) hingga Main Battle Tank (MBT).
Baca Juga: Pelaku Pembakaran Rumah di Kandui Berhasil Ditangkap Tim Gabungan Satreskrim Polres Barito Utara
Sejumlah negara NATO pun mengesampingkan permintaan jet tempur untuk fokus meningkatkan pasokan amunisi bari Ukraina.
Seperti diketahui Rusia merubah pola serangannya sejak awal operasi militer yang sebelumnya mampu menembus hingga pinggiran kota Kyiv.
Bahkan pasukan Chechnya dibawah Khadirov nyaris memasuki kota Kyiv saat itu namun berhasil dipukul mundur.
Baca Juga: Prediksi Line Up Laga Brighton vs Fulham : Mampukah Tim Tuan Rumah Lanjutkan Rekor Positif?
Serangan Rusia berubah gaya serangannya saat jembatan Krimea dihantam bom.
Hujan rudal balistik menghantam berbagai kota di Ukraina yang menyentak negara barat.
NATO pun sibuk mengirimkan sistem pertahanan udara untuk mencegah serangan rudal terjadi.
Baca Juga: Spesifikasi dan Harga Redmi A1, HP Keren dengan Harga Rp1 Jutaan, Cek Disini
Tentu kedua pihak akan saling memprediksi apa yang akan terjadi pada peringatan 1 tahun operasi militer khusus Rusia ini.****
