Frustasi Dapat Nilai Jelek, Dua Murid AS Pukuli Guru Mereka Hingga Tewas

- 3 November 2022, 17:46 WIB
Dua murid di AS bunuh guru sendiri karena dapat nilai jelek.
Dua murid di AS bunuh guru sendiri karena dapat nilai jelek. /The Daily Beast

PORTAL KALTENG – Dua murid remaja asal Fairfield, Iowa, Amerika Serikat, didakwa telah membunuh guru bahasa Spanyol mereka setelah frustrasi karena mendapat nilai jelek.

Hal tersebut diungkapkan oleh jaksa penuntut pada hari Selasa dalam sebuah dokumen pengadilan.

Dokumen-dokumen itu diajukan menjelang sidang pada hari Rabu atas Willard Miller dan Jeremy Goodale, dua murid SMA yang didakwa membunuh guru mereka sendiri, Nohema Graber.

Baca Juga: Ngeri! Seekor Anjing di Meksiko Terekam Kamera Tengah Gondol Kepala Manusia di Jalanan

Baca Juga: Bupati Gunung Mas Kalimantan Tengah Ancam Tutup Akses bagi Kendaraan Perkebunan dan Pertambangan

Mayat Nohema ditemukan di Taman Kota Fairfield pada 3 November 2021, tersembunyi di bawah terpal, sebuah gerobak dorong, dan ikatan rel kereta api.

Korban telah dipukuli sampai mati dengan tongkat bisbol. Willard dan Jeremy masing-masing berusia 16 tahun pada saat itu.

Penyelidik mendapati bahwa Willard bertemu Jeremy di sekolah mereka pada sore hari tanggal 2 November 2021 untuk curhat soal nilainya yang jelek.

Baca Juga: Anime One Piece: Film Red Kembali Menduduki Posisi ke-1 Setelah Sempat Turun ke-3 Minggu Lalu!

Di sisi lain, Nohema sedang berada di taman tempat ia biasa berjalan-jalan setiap hari sepulang sekolah.

Menurut pihak berwenang, tak lama kemudian seorang saksi mata melihat mobil Nohema meninggalkan taman dengan dua sosok pria di kursi depan.

Mobil itu lalu ditinggalkan di ujung jalan sebuah pedesaan. Selanjutnya, menurut para penyelidik, seseorang menjemput Jeremy dan Willard setelah Jeremy melakukan sebuah panggilan telepon.

Baca Juga: Film Detective Conan: The Bride of Halloween Mendapat Penghasilan Tertinggi Setelah Kembali Tayang di Bioskop!

Dalam sebuah wawancara polisi, Willard menggambarkan rasa frustrasinya atas cara Nohema mengajar bahasa Spanyol di kelas dan bagaimana nilai di pelajaran itu menurunkan IPK-nya.

"Nilai jelek diyakini sebagai motif di balik pembunuhan Nohema yang secara langsung menghubungkan Willard," kata dokumen pengadilan yang diajukan oleh jaksa wilayah Jefferson, Chauncey Moulding, dan asisten jaksa agung Iowa, Scott Brown.

Willard awalnya menyangkal keterlibatan dirinya atas hilangnya Nohema, lalu ia menyatakan bahwa “ia mengetahui sesuatu tetapi tidak berpartisipasi”.

Baca Juga: Link Live Streaming Laga Indonesia U20 VS Moldova U20 di ANTV, GRATIS KLIK DISINI

Ia berkata pada polisi bahwa pembunuh yang sebenarnya adalah sekelompok anak-anak bertopeng yang berkeliaran, lalu mereka memaksanya untuk membantu memindahkan tubuh Nohema serta menjauhkan mobilnya dari taman.

Akan tetapi, dalam dokumen pengadilan terdapat foto-foto (screenshots) percakapan Snapchat yang mengidentifikasi pengakuan Jeremy bahwa ia bertindak bersama orang lain hingga menyebabkan kematian Nohema.

Saksi lalu mengidentifikasi bahwa Jeremy membuat pernyataan yang melibatkan namanya dan nama Willard.

Baca Juga: Tanggal Merah, Hari Libur Bulan November 2022 : Simaklah Jadwal Cuti Bersama dalam Bulan Ini

Willard sendiri dijadwalkan untuk menjalani pengadilan pada 20 Maret 2023 di Council Bluffs, sementara Jeremy akan disidangkan pada tanggal 5 Desember mendatang di Davenport.

Willard dan Jeremy, yang kini telah berusia 17 tahun, akan diadili sebagai orang dewasa. Di Iowa, hukuman untuk pembunuhan tingkat pertama adalah penjara seumur hidup.

Meski begitu, keputusan pengadilan tertinggi Iowa mengharuskan remaja yang dihukum, bahkan untuk kejahatan yang paling serius sekalipun, untuk diberi kesempatan pembebasan bersyarat.

Editor: Reni Nurari

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x